Tebalnya
tembok penjara tak bisa menghalangi perhatian ustadz Abu Bakar Ba’asyir
terhadap pembantaian etnis Muslim Rohingya di Myanmar. Ulama muwahhid
dan mujahid ini ternyata terus mengikuti perkembangan kondisi umat Islam
yang kini ditindas di Myanmar.
Redaksi
voa-islam.com baru saja mendapatkan kiriman email berisi surat terbuka
ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang dikirimkan kepada Presiden Myanmar, Thein
Sein. Menurut keterangan yang didapat surat tersebut telah diserahkan
Senin lalu (30/7/2012), ke Kedutaan Besar Myanmar di Jl. H. Agus Salim
No. 109, Menteng, Jakarta Pusat.
Surat
yang ditulis dengan tiga bahasa; Indonesia, Inggris dan Arab itu
diantaranya berisi ajakan untuk masuk Islam dan menghentikan segala
penindasan terhadap umat Islam di Myanmar. Berikut kutipan selengkapnya,
surat terbuka ustadz Abu Bakar Ba’asyir untuk Presiden Myanmar.
“Dengan nama Alloh yang Maha Luas dan Kekal belas kasihNya kepada orang mukmin, serta Maha Penyayang kepada semua Makhluk-Nya”
Dari Al Faqir Ilalloh : Ustadz. Abu Bakar Ba’asyir
Kepada hamba Alloh : Thein Sein Presiden Myanmar
السَلاَ مٌ عَلَى مَنِ تَّبَعَ الْهُدَ ى
Semoga keselamatan diberikan kepada orang yang mengikuti petunjuk ini (agama Islam)
Kami
mengajak kalian kepada kebahagiaan di dunia dan di akherat, untuk
menyelamatkan diri dari kehidupan materialistik anda yang gersang dan
memperihatinkan, yang tidak mempunyai ruh sama sekali.
Kami
mengajak kalian untuk masuk Islam yang menyeru untuk mengikuti manhaj
(ajaran) Alloh semata yang tidak ada sekutu bagiNya, yang menyeru kepada
keadilan dan melarang berlaku zalim dan jahat.
Kami
telah mendengar jeritan ummat Islam di negara anda akibat perlakukan
anda yang zalim dengan mengusir hingga membunuh mereka. Sikap anda
begitu kejam kepada saudara-saudara kami ummat Islam di Arakan dan
berbagai tempat lainnya.
Penduduk
anda yang mayoritas beragama Budha pun bertindak biadab; membakar
rumah-rumah mereka, melarang beribadah dan membantai mereka layaknya
binatang.
Ketahuilah!
sebagai sesama ummat Islam kami bersaudara, derita mereka adalah derita
kami, tangis mereka adalah tangis kami dan darah mereka yang kalian
tumpahkan adalah darah kami.
Ketahuilah!
ummat Budha di negeri kami (Indonesia) bisa hidup rukun dan damai
dengan kami yang masyoritas Muslim. Mereka tidak pernah sedikitpun kami
dzalimi, bahkan mereka bebas mengamalkan keyakinannya, tidak kami
ganggu.
Islam
mendidik kami agar berlaku adil dan baik meskipun kepada orang kafir
(non muslim) yang tidak memerangi kami, sebagaimana ditegaskan oleh
Alloh (Tuhan) dalam firmanNya:
لا
يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ
وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا
إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
“Allah
tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 8)
Ketahuilah!
Kami tidak rela perlakuan anda dan rakyat anda kepada saudara muslim
kami yang dizalimi, maka kami serukan kepada anda dan rakyat anda:
- Hentikan kezaliman berupa pengusiran, pembantaian terhadap ummat Islam di Myanmar.
- Berikan mereka kebebasan untuk memeluk Islam dan menjalankan ibadahnya.
- Jangan ada lagi diskriminasi terhadap ummat Islam.
Jika
seruan ini tidak kalian dengar, Demi Alloh! telah nyata hancurnya
negeri-negeri congkak di tangan mujahidin (dengan izin Alloh).
Dengan
izin Alloh pula kami bisa memperlakukan anda dan rakyat anda seperti
negara sosialis komunis Rusia yang hancur berkeping-keping atau amerika
yang sebentar lagi akan binasa (Insya Alloh).
Kami tak
ingin mendengar tangisan saudara-saudara muslim kami di buminya Alloh
negeri kalian dan negerinya ummat Islam yang tinggal di sini, kami tidak
ridho setetes darah pun tertumpah dari kaum muslimin. Sungguh Rabb kami
telah mengajarkan kepada kami bagaimana seharusnya ummat Islam di
seluruh dunia bersikap terhadap kedzaliman yang kalian lakukan:
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“...dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya...” (QS. At-Taubah: 36)
Bagi
kami memerangi orang musyrik yang memerangi kami adalah amal mulia, kami
menang mulia, kami terbunuh juga mulia. Alloh SWT menegaskan hal ini
dalam firmanNya:
قُلْ
هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَا إِلَّا إِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِ وَنَحْنُ
نَتَرَبَّصُ بِكُمْ أَنْ يُصِيبَكُمُ اللَّهُ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ أَوْ
بِأَيْدِينَا فَتَرَبَّصُوا إِنَّا مَعَكُمْ مُتَرَبِّصُونَ
Katakanlah:
"Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari
dua kebaikan. dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan
menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. sebab itu
tunggulah, Sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu." (QS. At-Taubah: 52)
Demikian surat ini. Yaa Alloh saksikanlah bahwa kami telah menyampaikannya.
Rutan Bareskrim Mabes Polri, 03 Ramadhan 1433 H
22 Juli 2012
Al Faqir Ilalloh,
(Abu Bakar Ba’asyir)