Tahun ini, adalah tahun dimana kami telah berusia seperti anak SD. Tahun yang harus melanjutkan perjalanan usia, yang tak lagi muda untuk merangkak menuju dewasa.
Angka tujuh yang identik dengan ideologi komunitas yang menjadi visi misi dasar kami ada. Sheila on 7 merupakan kebanggaan angka tujuh kami.
Sebagai seorang yang tahu seluk beluk komunitas ini. Aku selalu mempunyai cara untuk merayakan ulang tahun tersebut. Cara yang paling efektif untuk mengingat kepingan-kepingan yang tersimpan diotak, dengan menulis melalui blog ini.
Awal perjalanan yang singkat ketika berdiri hingga resmi yang tak membutuhkan waktu lama, akan terus kuulang agar siapapun kelak yang singgah di komunitas ini, tahu lebih banyak tentang komunitas.
Sepuluh mei 2008, 4 hari setelah ulang tahun sheila on 7 ke 12 tahun. Sheila on 7 hadir di kota Semarang, bertempat di auditorium undip (peleburan) konser saat itu menggema gairah kami. Beberapa orang yang hadir -para pendiri-, ingin mewujudkan visi dan misi. Ide yang digagas prima dari pandawa lima solo, dan abe dari purwokerto mengawali semangat kami. Dari mereka impian kami akan terwujud, kebetulan saat itu Sheilagank yang resmi di Jawa tengah hanya 2 nama itu. Setelah konser, kami sempat berkumpul dan ingin mewujudkan impian itu. Mereka bercerita banyak hal tentang komunitas, kendala hingga proses resmi.
Setelah sepuluh mei berlalu, kami mencoba menghubungi kembali kawan-kawan. Dan saat semua telah berhasil dihubungi kami mengadakan pertemuan. Satu juni, adalah waktu yang ditentukan untuk mewujudkan impian itu. Bertempat di auditorium undip, kami merancang semua yang nanti kami butuhkan. Mulai nama yang mudah diingat, hingga pengumpulan anggota.
Dialog sempat riuh ketika memilih nama komunitas. Nama yang diusulkan menjadi perdebatan panjang. Kita SG, SG Lunpia, dan beberapa nama yang mempunyai identitas kota semarang, menjadi pemilihan nama. Hingga salah satu dari kami, Billy, mengusulkan nama yang tepat. Dia, mengusulkan ide yang berkaitan dengan nama album sheila on 7 saat itu yang akan rilis. Menentukan Arah, album yang rilis 23 oktober 2008, menjadi patokan terakhir. Kemudian, terpilihlah COMPASS, nama inilah yang dipilih dan disetujui semua yang hadir.
Mengapa memilih COMPASS? Karena Tanpa COMPASS, kami tak bisa menentukan arah mata angin. Filosofi singkat dan mudah diingat adalah kunci ini. Setelah beberapa tahun, nama Compass kami tambahi 507 dibelakangnya, untuk membedakan dengan compass lainnya.
