Judul yang
terlintas ketika aku menaiki kendaraan umum. Judul ini adalah cerita beberapa
hari saat aku ingin pulang. Judul ini adalah cerita yang terjadi bebrapa hari
di kota SEMARANG ini.
Setelah
memperingati hari jadinya ke 466 tahun (2mei), sebuah insiden yang sangat
mengejutkan datang dari sebuah tweet dari seseorang di Semarang.
Tanggal 3 mei
insiden yang terjadi karena “ Transportation erorr” yah kecelakaan ini terjadi
setelah shalat jumat. Aku gak menyangka kenyataan ini terjadi. Kejadian yang
merenggut nyawa bebrapa orang ini, adalah kenyataan pahit sistem transportasi.
Bisa di bilang murni karna kesalahan kendaraan. Dan bisa dibilang murni
kesalahan sopir. Tapi inilah yang terjadi. Harus kecelakaan ini bisa
diminimalisir sebelumnya. Jika memang murni kendaraan, harusnya sang sopir
mengantisipasinya dengan mengecek kendaraan itu. Namun jika murni sang sopir,
mungkin lah ini, terjadi karena kecerobohannya. Namun apalah daya. Nasib memang
berkata lain. Saat semua orang ingin bersenang-senang dalam hari jadinya. Ini
harus terjadi.
Saat proses
evakuasi berlangsung, beberapa saat kecelakaan terjadi kembali di sekitar tol
jatingaleh. Yah insiden ini pula yang menjadikan sebuah hastag #prayforsemarang
mulai mengudara. Di republik twitter ini. Bisa anda bayangkan bagaimana pukulan
ini terjadi.
Tanggal 4 mei
saat orang-orang harusnya “berkabung” atas kejadian kemarin. Aku melakukan
perjalanan untuk pulang ke rumah. Terlihat Beberapa komunitas “kendaraan besar”
berkumpul untuk merayakan ulang tahun semarang. Sayangnya mereka yang
menginginkan safety riding “seakan lupa” karena tindakan yang mereka lakukan
justru menganggu kami pengguna jalan. Bisa dikatakan bahwa tindakan ini juga
dibantu oleh beberapa kompi polisi. Satu hal yang aku aneh lagi adalah tentang
kepolisian. Yah mereka lebih menghargai orang kaya ketimbang orang menengah ke
bawah. Saat itu yang aku tangkap pada saat itu adalah mereka rela
berpanas-panas menunggu konvoi diluar pos (biasanya menunggu di dalam pos).
Namun saat hari kerja kayak gini mereka sama sekali tak terlihat. Apakah
begini sistem mereka? Entahlah aku tidak
tahu. Belum sampai ke terminal terboyo. Saat melintas di dekat mal paragon
inisiden kecelakaan terjadi kembali. Sebuah motor tiba-tiba tergelincir di
persimpangan lampu merah JL pemuda (unaki-paragon). Bukannya mengangkat motor
untuk berdiri namun pengendaranya memaki sebuah mobil yang mungkin penyebab dia
terjatuh.
Tanpa terasa
perjalananku yang singkat itu sampai ke terboyo. Begitu sampai terboyo seperti
biasa aku menunggu bus jurusan semrang jepara. Begitu bus sampai di dekat pom
bensin kawasan industri terboyo. Aku sempat terkejut dengan (lagi2 kendaraan)
sebuah trailer terpelosok di selokan itu. Penyebabnya tak lain karena struktur
tanah itu,tak mampu menopang beban muatan trailer itu, dan menyebabkan tanah
itu amblas.
Tanggal 5 mei
saat aku istirahat. Aku dibangukan oleh ayahku pukul 10.00 pagi (biasanya hari
minggu aku bangun siang). Bapak
membangunkanku dengan alasan untuk mengantarkan saudaranya untuk pulang
ke semarang. Pukul 11.00 aku mengantarkan budheku pulang. Perjalanan ini
terkesan biasa. Karna tak ada yang spesial. Hanya saja aku harus mengingat
jalanan ke rumah kakak sepupuku. Stelah sampai disana aku minum sebentar pukul
12.30 aku pamit pulang. Nah disini ada hal yang menarik buat saya. Saat aku
melihat sebuah truk mengangkut manusia (baca : supporter). Aku kurang tau saat
itu main dimana mereka. Yang aku tau (mungkin) main di jatidiri. Karena memang
aku bukan supporter bola. Maka aku tak terlalu tertarik. Sampai rumah aku
langsung tidur. Dan mempersiapkan diri untuk kembali ke semarang. Saat bangun
ternyata, waktu menujukkan pukul 5 sore. Pikiran aku saat itu adalah gak
mungkin bisa sampai semarang sore ini. Belum lagi orang tuaku tidak ada di rumah.
Maka aku putuskan tetap di rumah.
Setelah
rutinitas, seperti biasa aku langsung ke kamar buat nonton tivi dan browsing. Setelah sekitar pukul 9 malam. Coba buka
twitter dan….. aku melihat sebuah twit dari teman bahwa ada tawuran supporter. Ini
adalah salah satu contoh dunia sepak bola INDONESIA. Dimana tawuran adalah
klimaks sebuah akhir dari dukungan. Aku kurang tau jelas kenapa hal ini terjadi.
Yang pasti inilah awal dari sebuah pemecah belah rukun kota.
Senin 6 mei.
Senin pagi
jam 10. Aku berangkat dari rumah (lagi-lagi naik bus). Sebuah fenomena yang menarik
mataku adalah seorang polisi dan TNI, seperti mengawal kepulangan supporter. Dan
aku salut karena ada kerja sama antara polisi dan TNI (tumben akur hehehe). Yang
mau ikut terjun langsung mengawal supporter pulang ke semarang.
Semoga ini
menjadi pelajaran buat semua supporter. Agar kejadian 5-6 mei ini adalah waktu
untuk para supporter bersikap dewas dan berpikir dalam tentang setiap tindakan.
JAYA PSIS ! JAYA SNEX! JAYA PANSER BIRU! dan TETAP SAFETY RIDING DIMANAPUN ANDA BERADA
JAYALAH KOTA SEMARANG!
JAYALAH KOTA SEMARANG!
Maaf tulisanku
amburadul. Memang inilah fakta yang aku tulis.
Sekian
DITULIS DI
BALKON LANTAI 3 RUMAH HIJAU SAMPANGAN SEMARANG