Ini hanya sekedar share apa yang ada dalam pikiran saya tentang peluang usaha budidaya tanaman pisang karena itulah menulis dalam bentuk menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan. Dengan harapan siapa yang membaca tulisan ini juga dapat share tentang pengalaman atau perencanaan usaha mereka atau usaha-usaha yang sementara dijalankan sekaligus pengalaman-pengalaman dalam dunia usaha.
Pada suatu hari saya sempat terpikir tentang usaha budidaya tanaman pisang, mungkin karena pola pikir saya yang sudah mulai mengarah pada kehidupan menjadi pengusaha. Kenapa tidak, dengan latar belakang keluarga petani, dibesarkan dan disekolahkan juga dengan hasil pertanian maka sebuah kewajaran konsep pemikiran usaha saya lebih mengarah ke arah pertanian, ditambah lagi latar belakang pendidikan yang memang bersentuhan dengan dunia pertanian.
Belum pernah menjadi pengusaha dalam bidang apapun, namun semangat usaha begitu besar, entah kenapa tiba-tiba muncul konsep perencanaan budidaya tanaman pisang, sejak awal saya tidak pernah memikirkan tanaman pisang. Namun karena tiba-tiba terlintas, dengan kebiasaan menganalisis sesuatu, saya pun langsung merencanakan konsepnya dalam perencanaan usaha jangka panjang.
Lokasi lahan untuk penanaman pisang
Pertama-tama yang terpikir dalam perencanaan usaha yaitu lokasi lahan untuk pembudidayaan tanaman pisang. Menurut saya lahan yang paling mudah di dapat yaitu di kampung halaman karena keberadaan saya saat ini di rantau orang. Untuk memperoleh lahan di perkotaan lebih sulit dan membutuhkan biaya sewa yang cukup besar, disamping itu karena dalam perencanaan awal adalah jangka panjang maka menurut saya alangkah baiknya memiliki lahan sendiri demi menghindari kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi kedepan. Mengingat permasalahan lahan sangat sensitif dikalangan masyarakat jadi lebih baik memiliki lahan sendiri.
Lahan dalam konsep perencanaan 1 hektar (ha), 1 hektar = 100 x100 m dengan jarak tanam 2 x 2 m maka jumlah tanaman pisang yang akan menempati lahan tersebut berjumlah 2500. Wow lumayan kan hehe. Proses penanaman pisang dilakukan secara periodik atau memiliki interval waktu, misal 500 tanaman di tanam waktu permulaan setelah itu pada beberapa bulan berikut menyusul lagi 500 tanaman, menyesuaikan dengan lamanya waktu penanaman 500 tanaman awal. Dengan jumlah penanaman per 500 tanaman maka akan terjadi 5x proses penanaman.
Kenapa harus menggunakan penanaman periodik ?
Dengan menggunakan pola tanam periodik maka kita tidak akan terbebani dengan jumlah bibit yang sekaligus banyak selain itu dengan pola tanam periodik maka hasil panen pun akan berlangsung periodik dan siklus panen akan berputar, ibarat air maka akan selalu ada untuk menunjang kebutuhan hidup. Penghasilan akan bersiklus dan kita tinggal memenej lebih baik lagi.
Budidaya pisang terkait regenerasi juga tidak terlalu merepotkan karena tanaman anakan pisang akan tumbuh dengan sendirinya di sekitar induk seingga jika proses pemanenan dilakukan anakan yang tadinya akan terus tumbuh dan meghasilakn anakan-anakan yang baru. Itulah menurut saya salah satu kemudahan membangun usaha budidaya tanaman pisang.
Tenaga kerja dan pemeliharaan tanaman
Konsep pemeliharaan dalam perencanaan akan menggunakan tenaga kerja karena memang niat utama dalam perencanaan usaha ini adalah untuk memberikan lapangan bagi warga masyarakat, alangkah bahagianya jika orang lain dapat hidup lebih baik dari usaha yang kita miliki.
Renacana tenaga kerja awal berjumlah 4 orang termasuk salah satunya saya sendiri hehe. Saya akan masuk sebagai tenaga kerja diawal mulai penanaman dan pemeliharaan. Jika tanaman pisang telah panen dan memberikan hasil yang signifikan maka akan ditambah lagi tenaga kerja dan saya akan pensiun sebagai tenaga kerja hehe. Perencanaan tenaga kerja maksimal 10 orang yang terdiri dari 7 laki-laki dan 3 perempuan , dengan pembagian tugas 4 orang laki-laki bagian pemeliharaan dan perawatan tanaman, 2 orang laki-laki untuk distributor hasil panen pisang ke konsumen, 3 orang perempuan untuk pembuatan produk makanan ringan dari bahan baku pisang, hal ini untuk mengantisipasi jika jumlah hasil panen melebihi jumlah konsumen, meskipun tidak melebihi tetap saja hasil panen juga akan dijadikan bahan makanan ringan dan 1 orang laki-laki sebagai distributor makanan ringan berbahan baku pisang ke warung dan toko-toko.
Pemasaran hasil panen
Sedikit telah disinggung di atas tentang pemasaran hasil panen, untuk menjual hasil panen kami akan menjemput bola atau langsung pergi menemui calon-calon konsumen di pasar, rumah makan dan di rumah warga yang tertarik untuk berlangganan pisang dengan sistem terima di tempat. Untuk harga akan disesuaikan, namun pada dasarnya kami kan menjual sedikit dibawah harga, itu adalah salah satu strategi menarik konsumen hehe. Seperti yang telah disinggung sebelumnya jika hasil panen melebihi jumlah konsumen tetap saja akan berguna karena dibuat menjadi produk bahan makanan. Ditambah lagi kulit pisang juga dapat dibuat pupuk organik.
Itulah sedikit konsep perencanaan dari orang yang bukan pengusaha dan baru menjadi calon pengusaha, selebihnya mungkin dapat ditambahkan oleh para pembaca sekalian.
Sebagai penutup dari tulisan saya ini, saya ingin katakan kalau pisang itu bukan pohon sebutan pohon pisang itu hanyalah kebiasaan yang telah dibiasakan (baca : pisang bukan pohon) itulah kenapa dalam tulisan saya ini tidak pernah saya sebutkan pohon pisang hehe.
Sekian dari saya dan terima kasih telah membaca sampai selesai.
0 komentar:
Post a Comment
kirim di sini