Penulis yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra,
Fadli Zon, pada Rabu (5/9), meluncurkan buku terbarunya "Hari Terakhir
Kartosoewirjo : 81 Foto Eksekusi Mati Imam DI/TII" di Jakarta.
Buku
yang berisi 81 foto tersebut menggambarkan aktivitas lelaki yang
bernama lengkap Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo sebelum dieksekusi di
Pulau Ubi pada 5 September 1962. "Foto-foto yang ada dalam buku itu
sebenarnya juga ada di Arsip Nasional, namun sampai sekarang belum
dibuka untuk publik," ujar Fadli Zon.
Dalam foto-foto itu,
terlihat jelas Kartosoewirjo dipertemukan dengan istri dan lima anaknya
di Kejaksaan Agung. Juga, diperlihatkan Kartosoewirjo melakukan makan
bersama untuk terakhir kalinya dan menuliskan surat wasiat.
Kartosoewirjo
juga melakukan salat Taubat sebelum dieksekusi. Hal yang cukup
mengejutkan adalah Kartosoewirjo sebelum dieksekusi Kartosoewirjo
mencopot jam Rolex miliknya. "Tentu kita tidak menyangka karena selama
ini tokoh yang memiliki jam Rolex hanya Sutan Sjahrir."
Fadli Zon
menambahkan peluncuran buku itu bertepatan dengan 60 tahun kematian
tokoh DI/TII itu. "Agar apa yang terjadi di masa lalu diketahui masa
kini. Termasuk makam Kartosoewirjo yang banyak mengira di Pulau Onrust,
padahal sebenarnya di Pulau Ubi," jelas Fadli yang mengaku mendapatkan
buku itu dari juru lelang.
Sementara itu, putra bungsu
Kartosoewirjo, Sardjono Kartosoewirjo, mengatakan sangat berterimakasih
dengan adanya foto-foto itu. "Dengan adanya foto-foto itu membuktikan
bahwa tidak benar yang mengatakan bapak saya tembus peluru seperti yang
disebutkan beberapa literatur," jelas Sardjono yang ketika eksekusi itu
terjadi berumur lima tahun.
Kartosoewirjo dikenal sebagai tokoh
yang memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII) pada 1947 sebagai
bentuk kekecewaannya dengan pemerintah pusat yang menandatangani
perjanjian Renville.
Kartosoewirjo dieksekusi ketika berumur 57
tahun oleh regu tembak yang terdiri dari 12 orang tentara. Tokoh
kharismatik tersebut tewas dan dimakamkan di Pulau Ubi, Kepulauan
Seribu, Jakarta.
sumber