Jika aku mengingat awal bulan ini, aku selalu ingat sebuah "hari jadi"( bukan tentang percintaan sih ). Waktu yang terus bergulir, memaksaku untuk selalu mengenang masa ini. Berbagai macam pengalaman, baik buruk setiap kejadian selalu tertulis rapi dalam memoriku. Kisah kisah para pendahulu membangkitkan gairahku untuk tidak meninggalkannya sedikitpun. Hari jadi ini aku kenang bersama mereka yang terkumpul dalam sebuah wadah bernama @compass507.
Berbicara @compass507, banyak hal yang sebenarnya ingin selalu aku ceritakan bagaimana awal berdirinya mereka hingga saat ini. Keinginan menulis kisah mereka benar-benar memacu daya ingatku yang tak pernah tajam ketika ingat hari ini. Kupacu memori memoriku untuk mengingat dan terus mengingat kisah kisah mereka, hanya sepenggal cerita yang sempat mampir tentang dalam blogku "awal berdirinya" @compass507. Di dalamnya aku ceritakan proses mereka berdiri hingga resmi. Namun cerita itu masih jauh dari harapanku untuk ingin lebih dekat lagi, yang mempunyai tujuan ingin mengenalkan @compass507 secara gamblang. Walaupun tak mudah memang untuk menceritakan sejak awal hingga di usianya yang ke 6 ini.
Perlu diketahui juga, saat aku menulis awal berdirinya @compass507 memang otakku mampu menyerap semua yang terjadi, namun butuh proses yang panjang mengingat sebenarnya aku bukanlah bagian pendiri komunitas tersebut. Karena, saat proses awal berdirinya @compass507 posisiku masih berada di kota lain, dan aku sempat melihat mereka di friendster ( hihihihihi ). oh ya cerita tentang awal berdirinya @compass507 itu memang bagian cerita dari para pendiri - pendiri komunitas ini. Dari cerita Retno dan Aulia ( yang notabene "pembuka jalan" berdiri komunitas ini ), aku mengembangkannya. Jika saat ini mereka kutanya secara langsung dan gamblang bagaimana awal berdirinya @compass507 ini, mungkin mereka hanya ingat sedikit atau bahkan lupa hehehe.... Untungnya yang mereka selalu ingat adalah Auditorium Undip peleburan yang menjadi titik awal mereka berdiri.
Bagian diatas adalah preface sedikit tentang mereka dimataku, dan ketika aku menjadi bagian mereka, aku makin larut dan tak bisa aku tinggalkan sedikitpun mereka. Walaupun pada dasarnya aku ingin meninggalkan mereka secara perlahan dan melepaskannya, namun mereka sudah menjadi bagian separuh nyawaku. Jika tiada mereka mungkin aku gak pernah tahu bagaimana rasanya ditinggalkan "keluarga kecilku", bahkan dikecewakan pada saat menonton konser di Yogyakarta saat 16 tahun Sheila on 7 bersama mereka, hanya karena kesalahan oleh salah satu anggota mereka yang kupercayai, hahahahaha... Aku patut bersyukur, karena setelah kejadian itu aku tak pernah memikirkan kembali bagaimana dia
ko malah curhat ya?. oke aku ceritakan dari awal hingga saat ini. Sosok Kami pada proses berdiri mengacu pada pendiri komunitas ini.
PROSES BERDIRI
Sebuah ide yang terlintas dalam benak ini memang tak mudah di jalankan, penentuan awal melahirkan komunitas memang bukan hal yang gampang buat kami meniti kehidupan. Hiruk pikuk pemuda pemudi di daerah Semarang yang menjadi magnet besar buat Sheila on 7 yang selalu hadir tiap tahun membawa kami menggagas ide ini. Berbekal "persahabatan" dengan anggota lain kami mencoba mewujudkan ide ini. Kami mencoba menggali informasi sedalam dalamnya tentang Sheila on 7. Kami gali lebih dalam tenatang mereka, dan mencoba memberikan tawaran kami untuk lebih dekat. Kami ingat tanggal 6 Mei 2008, momen istimewa ini tak kami sia - siakan. di Ulang tahun ke 12 mereka kami sempatkan mampir untuk sekedar membuka jalan. Kami yang belum siap apapun mencoba berembug dengan kawan kawan lainnya.
Setelah Ulang tahun Sheila on 7, yang ke 12 itu berlalu. Namun harapan harapan masih saja membayangi kami. Tepat 10 Mei 2008, saat konser sheila on 7 di Undip tak kami sia-siakan begitu saja. Beruntung. Kata yang tepat saat kami mencoba mengumpulkan massa untuk proses selanjutnya impian kami. Konser merupakan tempat yang mudah menggalang massa untuk proses awal kami. Dengan mengajak beberapa orang dari komunitas dari Sheilagank Purwokerto dan Pandawa Lima, kami tak menyia-nyiakan waktu itu. Konser itupun membawa kami hingga awal yang kami namai sebuah komitmen besar nantinya.
kira kira selang 3 minggu dari permulaan bincang kami mulai di titik pertama pengumpulan massa ini. kami yang terdiri dari sejumlah pelajar dan mahasiswa aktif dari berbagai Universitas di Semarang akhirnya merapat di Auditorium Undip yang sama tempo lalu. Perbincangan yang hanya sekedar basa basi ini kami mulai deklarasi komitmen ini. Berbagai macam strata sosial tak kami perhatikan, yang pasti komitmen yang kami bangun harus jalan. Nama adalah hal utama untuk identitas kami, saking hangatnya membicarakan sebuah nama yang tak kunjung selesai memperdebatkan akhirnya terlintas sebuah nama "COMPASS". Nama yang diajukan oleh Billy akhirnya disetujui oleh kawan kawan. Padahal gagasan gagasan nama itu muncul setelah KITA SG, Lumpia SG, hingga nama lainnya yang usung oleh kawan-kawan. Perdebatan itu akhirnya disetujui karena melihat filosofi dari Compass sendiri. Bahwa tanpa Sebuah Compass kami belum tentu bisa menentukan arah, yang kebetulan menjadi sebuah nama pada album Sheila on 7.
Selamat Ulang Tahun +Sheilagank Semarang
Perlu diketahui juga, saat aku menulis awal berdirinya @compass507 memang otakku mampu menyerap semua yang terjadi, namun butuh proses yang panjang mengingat sebenarnya aku bukanlah bagian pendiri komunitas tersebut. Karena, saat proses awal berdirinya @compass507 posisiku masih berada di kota lain, dan aku sempat melihat mereka di friendster ( hihihihihi ). oh ya cerita tentang awal berdirinya @compass507 itu memang bagian cerita dari para pendiri - pendiri komunitas ini. Dari cerita Retno dan Aulia ( yang notabene "pembuka jalan" berdiri komunitas ini ), aku mengembangkannya. Jika saat ini mereka kutanya secara langsung dan gamblang bagaimana awal berdirinya @compass507 ini, mungkin mereka hanya ingat sedikit atau bahkan lupa hehehe.... Untungnya yang mereka selalu ingat adalah Auditorium Undip peleburan yang menjadi titik awal mereka berdiri.
Bagian diatas adalah preface sedikit tentang mereka dimataku, dan ketika aku menjadi bagian mereka, aku makin larut dan tak bisa aku tinggalkan sedikitpun mereka. Walaupun pada dasarnya aku ingin meninggalkan mereka secara perlahan dan melepaskannya, namun mereka sudah menjadi bagian separuh nyawaku. Jika tiada mereka mungkin aku gak pernah tahu bagaimana rasanya ditinggalkan "keluarga kecilku", bahkan dikecewakan pada saat menonton konser di Yogyakarta saat 16 tahun Sheila on 7 bersama mereka, hanya karena kesalahan oleh salah satu anggota mereka yang kupercayai, hahahahaha... Aku patut bersyukur, karena setelah kejadian itu aku tak pernah memikirkan kembali bagaimana dia
ko malah curhat ya?. oke aku ceritakan dari awal hingga saat ini. Sosok Kami pada proses berdiri mengacu pada pendiri komunitas ini.
PROSES BERDIRI
Sebuah ide yang terlintas dalam benak ini memang tak mudah di jalankan, penentuan awal melahirkan komunitas memang bukan hal yang gampang buat kami meniti kehidupan. Hiruk pikuk pemuda pemudi di daerah Semarang yang menjadi magnet besar buat Sheila on 7 yang selalu hadir tiap tahun membawa kami menggagas ide ini. Berbekal "persahabatan" dengan anggota lain kami mencoba mewujudkan ide ini. Kami mencoba menggali informasi sedalam dalamnya tentang Sheila on 7. Kami gali lebih dalam tenatang mereka, dan mencoba memberikan tawaran kami untuk lebih dekat. Kami ingat tanggal 6 Mei 2008, momen istimewa ini tak kami sia - siakan. di Ulang tahun ke 12 mereka kami sempatkan mampir untuk sekedar membuka jalan. Kami yang belum siap apapun mencoba berembug dengan kawan kawan lainnya.
Setelah Ulang tahun Sheila on 7, yang ke 12 itu berlalu. Namun harapan harapan masih saja membayangi kami. Tepat 10 Mei 2008, saat konser sheila on 7 di Undip tak kami sia-siakan begitu saja. Beruntung. Kata yang tepat saat kami mencoba mengumpulkan massa untuk proses selanjutnya impian kami. Konser merupakan tempat yang mudah menggalang massa untuk proses awal kami. Dengan mengajak beberapa orang dari komunitas dari Sheilagank Purwokerto dan Pandawa Lima, kami tak menyia-nyiakan waktu itu. Konser itupun membawa kami hingga awal yang kami namai sebuah komitmen besar nantinya.
kira kira selang 3 minggu dari permulaan bincang kami mulai di titik pertama pengumpulan massa ini. kami yang terdiri dari sejumlah pelajar dan mahasiswa aktif dari berbagai Universitas di Semarang akhirnya merapat di Auditorium Undip yang sama tempo lalu. Perbincangan yang hanya sekedar basa basi ini kami mulai deklarasi komitmen ini. Berbagai macam strata sosial tak kami perhatikan, yang pasti komitmen yang kami bangun harus jalan. Nama adalah hal utama untuk identitas kami, saking hangatnya membicarakan sebuah nama yang tak kunjung selesai memperdebatkan akhirnya terlintas sebuah nama "COMPASS". Nama yang diajukan oleh Billy akhirnya disetujui oleh kawan kawan. Padahal gagasan gagasan nama itu muncul setelah KITA SG, Lumpia SG, hingga nama lainnya yang usung oleh kawan-kawan. Perdebatan itu akhirnya disetujui karena melihat filosofi dari Compass sendiri. Bahwa tanpa Sebuah Compass kami belum tentu bisa menentukan arah, yang kebetulan menjadi sebuah nama pada album Sheila on 7.
Selamat Ulang Tahun +Sheilagank Semarang
0 komentar:
Post a Comment
kirim di sini