Aku ingin menuliskan sesuatu
Yaa ... sesuatu.
Yang bisa berarti apa saja
Mungkin bunga di pinggir jalan dengan gincu tebalnya
Pohon mangga di halaman yang daunnya ranggas oleh matahari
Bocah telanjang dada yang mengibu pada tiang tiang paku bumi kolong tol
Ayah yang berjalan lupa pulang
Atau Kekasih yang mengutuk purnama ketika sabit.
Seseorang ingat sesuatu
Lalu lainnya melupakan.
Lupa bagaimana cara menulis
Aku melihatnya di cermin
Dia aku mengutuki aksara
Menyumpahi rindu seserapah mungkin
Lalu mencoba melukis gincu bunga tepi jalan yang melirik pada pohon mangga halaman
Tapi bocah telanjang dada menertawakan
"Hai Nona Air, lihat aku! Ayahku lupa pulang, Ibuku kaku. Bisa kau tepis semuanya? Berikan sedikit air lalu bicaralah pada purnama saat sabit yang menggenggam tanganmu.
Bisa kau lakukan?"
Aku kembali pada sumpahku yang serapah untuk mataku, untuk kakiku, untuk tanganku, untuk hatiku,
Dan untuk air yang tak mampu kuberikan pada bocah itu sekedar pelepas dahaganya.
Lalu bagaimana caranya aku mampu bicara pada purnama?
Sementara rindu masih kusumpahi.
Azma
6 Oktober 2016
Baca Azma : Bukan Puisi
0 komentar:
Post a Comment