Propellerads

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Showing posts with label Pemanasan Global. Show all posts
Showing posts with label Pemanasan Global. Show all posts

Monday, September 5, 2016

Memahami Penyebab � Penyebab Pemanasan Global

Memahami Penyebab � Penyebab Pemanasan Global�- Secara sederhana pemanasan global adalah proses naiknya suhu rata-rata di permukaan bumi  baik lautan dan daratan. Pemanasan global atau global warming merupakan sebuah wacana permasalahan lingkungan hidup yang telah lama dibahas di seluruh dunia karena berbicara tentang pemanasan global pasti berbicara tentang permasalah yang dihadapi seluruh dunia.
Bumi adalah sebuah ekosistem besar dari bagian-bagian ekosistem kecil yang ada. Pada prinsipnya jika sebuah ekosistem terganggu maka akan berdampak pada ekosistem secara keseluruhan. Itulah yang terjadi dengan permasalahan pemanasan global, hal ini dirasakan diseluruh dunia dengan naiknya suhu rata-rata di permukaan bumi.

Memahami Penyebab � Penyebab Pemanasan Global
Dampak dari pemanasan global yang sangat nyata kita rasakan saat ini adalah terjadinya anomali cuaca atau cuaca yang tidak normal. Misalnya di Indonesia pada bulan-bulan tertentu yang seharusnya mengalami musim penhujanan malah terjadi panas (kemarau) yang kadang berkepanjangan. Fenomena-fenomena alam yang pada awalnya biasa menjadi sangat luar biasa yang mengakibatkan dampak buruk yang besar pada manusia, misalnya gelombang tsunami.
Itulah kenyataan pemanasan global yang terjadi sekarang dengan segala dampak-dampak yang telah kita rasakan. Oleh karena itu pemahaman tentang penyebab terjadinya pemanasan global wajib untuk kita ketahui bersama sehingga kita secara langsung dapat melakukan tindakan-tindakan nyata dalam mengurangi atau meminimalisir dampak alam yang terjadi.
Penyebab-penyebab pemanasan global atau global warming secara umum terbagi atas 2 bagian yaitu penyebab secara alami dan penyebab karena campur tangan manusia.
Penyebab pemanasan global secara alami
Penyebab secara alami misalnya terjadi letusan gununga berapi yang mengeluarkan abu vulkanik, abu letusan tersebut akan tersebar di atmosfer bumi dalam jumlah yang sangat besar dan bermil-mil jauhnya. Hal ini akan mengakibatkan naiknya suhu udara pada wilayah letusan gunung berapi dan wilayah sekitarnya.
Penyebab pemanasan global karena campur tangan manusia
Penyebab pemanasan global karena campur tangan manusia disebabkan oleh aktivitas manusia. Misalnya penggunaan kendaraan bermotor yang mengeluarkan Co2 (karbon dioksida), ini hanyalah salah satu contoh yang sering kita lakukan. Pada dasarnya aktivitas yang menyebabkan karbon dioksida tersebar ke atmosfer adalah yang wajar, namun jika dalam skala yang sangat besar maka hal inilah yang dapat menyebabkan permasalahan.
Sebab karbon-karbon yang menyebar ke udara akan menyerap (menahan) panas dari pantulan matahari sehingga energi-energi panas dari matahari akan tertahan di atmosfer sehingga dapat menyebabkan meningkatnya suhu di bumi.
Solusinya yaitu dengan menanam tanaman penghijauan, kenapa ? karena tanaman-tanaman penghijauan akan menyerap karbon dioksida tersebut dan mengeluarkan oksigen (O2) yang menguntung bagi manusia. Itulah kenapa kita selalu diingatkan untuk menanam pohon karena salah satu fungsi pohon yaitu menyerap karbon-karbon tersebut.
Karbon-karbon yang tersebar di udara baik secara alami maupun campur tangan manusia yang kemudia disebut � Gas Rumah Kaca� gas rumah kaca tersebut kemudian menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata di permukaan bumi sehingga disebut �Efek Rumah Kaca�. Sehingga dalam setiap pembahasan atau pembicaraan tentang pemanasan global selalu berhubungan erat dengan Gas Rumah Kaca (GRK) dan Efek Rumah Kaca (ERK).
Inilah hanyalah tulisan sederhana yang sengaja dibuat agar mudah dipahami oleh setiap orang yang membaca tulisan ini, termasuk anda. Semoga sedikit tulisan ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi anda semua dan dapat meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya menanam pohon dan menjaga lingkungan sekitar kita agar tetap nyaman untuk keberlangsungan hidup.

Makalah Pemanasan Global (Global Warming) Lengkap

Pendahuluan
Makalah Pemanasan Global (Global Warming) Lengkap -Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita kenal dengan berbagai jaman seperti jaman meolitikum, neolitikum. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun negatif.

Makalah Pemanasan Global (Global Warming) Lengkap
Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia serta manusia dan kehidupannya.Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Pemanasan Global (Global Warming). Namun, masalah Global Warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para ahli lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah dapat dipungkiri untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut demi kelanjutan kehidupan manusia.
Pengertian Pemanasan Global (Global Warming)
Pemanasan global atau yang sering kita sebut global warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air (H2O), karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan clorofluorocarbon (CFC) yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. bumi sebenarnya telah lebih panas 30 �C dengan efek rumah kaca (tanpanya suhu bumi hanya -18�C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.
Penyebab Pemanasan Global
Gas Rumah Kaca (GRK)
Gas rumah kaca (GRK) adalah gas yang timbul secara alamiah dan merupakan akibat dari kegiatan industri. Contoh gas rumah kaca misalnya CO2 (karbon dioksida), CH4 (methana) N2O (nitrogen oksida), CFC (chloro fluoro carbon), SF2 (sulfur heksafluoro) , H2O (Uap air). Jika gas rumah kaca ini terlepas ke atmosfer dalm jumlah yang sangat besar dan sampai pada lapisan kedua dari atmosfer yaitu troposfer maka akan membentuk selimut yang mengkungkung bumi. Pada mekanisme efek rumah kaca (GRK) yaitu radiasi cahaya matahari yang masuk ke bumi sebagian diserap oleh bumi sebagai energi panas dan sebagian dipantulkan kembali ke atmosfer, dengan gas rumah kaca yang berada di atmosfer dan membentuk selimut tadi maka panas yang dipantulkan akan terserap oleh gas-gas rumah kaca sehingga panas terperangkap di atmosfer bumi . Kejadian inilah yang menyebabkan terjadinya Pemanasan Global (Global Worming).
Pengaruh Aktifitas Internal Bumi
Planet bumi masih menunjukan aktifitasnya dan dari aktifitas internal bumi ternyata menimbulkan dampak terhadap bumi itu sendiri, dampak tersebut antara lain berupa kenaikan suhu bumi. Aktifitas internal bumi yang berpengaruh pada pemanasan global di bagi atas 2 golongan  yaitu proses Vulkanik gunung berapi dan proses pembusukan sampah organik.
1.    Proses Vulkanik gunung berapi
Gunung berapi yang masih aktif akan mengeluarkan material dari perut bumi saat meletus. Pada letusan yang sangat kuat, material berupa batu, pasir dan debu (abu) dan natural aerosol yang akan terlempar ke atas. Natural aerosol dari letusan gunung berapi merupakan campuran antara cairan dan padatan yang ada pada debu (abu) vulkanik. Batu dan pasir akan segera jatuh kembali ke bumi, tetapi natural aeresol dan debu (abu) masih dapat melayang ke atmosfer sebelum jatuh ke bumi. Berapa lama natural aerosol dan debu vulkanik berada di atmosfer tergantung pada kuat dan tinggi ledakan gunung berapi.Natural aerosol dan debu vulkanik yang melayang ek bumi akan jatuh (turun) kembali kebumi. Dalam proses jatuhnya di kenal dengan jatuhan awal dan jatuhan yang tertunda.
Jatuhan awal merupakan jatuhan yang jatuh (turun) tidak lama setelah gunung berapi meletus. Jatuan awal tergolong jatuhan lokal dengan sebaran jatuh debu vulkanik yang tidak terlalu jauh dari gunung berapi tersebut. Faktor angin yang bertiup mempengarui letak jatuhan. Jatuhan awal ini relatih tidak berpengaruh pada kenaikan panas global, kecuali kenaikan panas lokal diseputaran gunung berapi. Sedangkan jatuhan tertunda dapat menimbulkan pemanasan global karena debu vulkanik selama masih berada di atmosfer akan membentuk selimut yang dapat menahan panas yang di pantulkan dari permukaan bumi seningga panas akan terperangkap di atmosfer.
2.    Proses pembusukan sampah organik
Sampah organik yang di tampung pada tempat pembuangan akhir sampah (TPA) akan mengalami proses pembusukan secara alamiah. Dalam proses pembusukan secara alamih tersebut sampah akan mengeluarkan gas methan (CH4). Oleh karena itu pengumpulan dan penampungan  sampah di tempat pembuangan akhir hanya merupakan penyelesaian sementara, terutamap dikaitkan dengan kebersihan kota. Tempat pembuangan sampah akhir yang membirkan terjadinya pembusukan justru akan menimbulkan masalah baru, sumber pencemaran gas methan (CH4) yang terjadi secara alamiah.
Gas mathan (CH4) merupakan salah satu komponen gas rumah kaca yang kekuatanya 21 kali lipat dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2) dan ini jelas sangat berpengaruh terhadap pemantulan panas dari bumi kembali ke bumi. Pembebesan gas  methan secara alami dari proses pembusukan sampah organik lepas ke atmosfer tak terkendali. Pembusukan sampah organik dapat juga terjadi pada limbah pertanian, kotoran ternak, dan lain sebagainya.  
Pengaruh Aktifitas Manusia
Gas-gas rumah kaca penyebab efek rumah kaca yang dikhawayirkan manusia sebagai penyebabkan kenaikan suhu ternyata juga dihasilkan oleh aktifitas manusia. Secara tidak langsung, manusia ikut andil dalam pemanasan global, melalui gas rumah kaca yang timbul akibat aktivitas manusia itu sendiri. Beberapa aktivitas manusia yang menghasilkan gas-gas rumah kaca adalah sebagai berikut :
1.    Transportasi
2.    Industri
3.    Pembuangan sampah
4.    Pembakaran stasioner, dan
5.    Lain-lain
Akibat Pemanasan Global
1.    Dampak terhadap Atmosfer
Pergeseran musim
Kembali pada masalah musim di Indonesia yang hanya mengenal musim hujan dan musim kemarau yang di akibatkan adanya perubahan arah angin yang melewati khatulistiwa. Perubahan arah angin tersebut disebabkan oleh pergeseran kedudukan matahari dari lintang utara kelintang selatan dan sebaliknya. Musim hujan terjadi saat matahari bergerak dari khatulistiwa ke arah lintang selatan dan kembali lagi ke arah khatulistiwa yaitu pada bulan Oktober sampai bulan Maret. Adapun musim kemarau terjadi pada saat kedudukan matahari bergerak ke arah lintang utara ke arah khatulistiwa dan kembali lagi ke arah khatulistiwa yaitu dari bulan April sampai September. Lama musim hujan dan musim kemarau secara normal yaitu berkisar 6 bulan. Bila terjadi pergeseran (perubahan) musim akibat adanya pemanasan global maka waktu musim hujan atau musim kemarau bisa lenih panjang atau lebih pendek dari pada waktu normalnya. Kalau hal itu terjadi, bencana banjir atau bencana kekeringan  yang di ikuti dengan bencana kelaparan akan menimpa umat manusia, seperti yang dialami penduduk Afrika belum lama ini.  
Banjir dan tanah longsor
Pada musim hujan angin banyak membawa uap air dari lautan Hindia yang akan dijatuhkan sebagian ke daratan Indonesia. Adanya perubahan suhu Atmosfer bumi karena pemanasan global jelas akan mempengaruhi arah angin dan ini berartia akan terjadi perubahan musim. Perubahan musim pada saat ini dapat dirasakan dengan adanya musim hujan yang berkepanjangan, sehingga sehingga mengakibatkan banjir dan tanah longsor di berbagai belahan bumi. Banjir dan tanah longsor adalah bencana yang mengancam umat manusia  apabila tidak dilakukan penanggulangan pemanasan global. Banjir dan tanah longsor merusak lingkungan hidup, banyak tanaman pangan pangan rusak akibat tergenang air bah. Selain itu, sejumlah besar pemukiman penduduk rusak akibat diterjang banjir tanah longsor, demikianpun dengan sarana umum seperti sekolah, tempat ibadah dan pasar.
Kekeringan dan Bencana Kelaparan
Musim hujan yang berkepanjangan akan menyebabkan musim hujan yang berkepanjangan dibelahan bumi lainya. Musim kemarau yang berkepanjangan akan menyebabkan kekeringan dan kekurangan air yang berujung pada kegagalan panen. Sudah barang tentu hal ini berakibat bencana kelaparan yang diikuti dengan bencana penyakit. Keadaan ini sudah pernah terjadi di afrika dan menimbulkan banyak korban dan kematian. Bencana kekeringan, kesulitan air, gagal panen, bencana kelaparan, merebaknya berbagai penyakit yang menggigat banyak korban adalah bencana yang menimpa umat manusia akibat terjadinya pemanasan global, Kebakaran hutan dan meluasnya tanah gundul.
Dampak terhadap Hidrosfer
-       Luas daratan kutub berkurang
Wilayah kutub Utara dan kutub Selatan terutama terdiri atas lapisan es yang semula adalah air laut yang membeku dari laut Arktik yang menjadi daratan kutub Utara dan laut Antartika yang menjadi daratan kutub selatan. Jadi, daratan yang ada pada kedua kutub tersebut adalah lapisan es yang tampak megapung di atas laut Arktik dan Antartika. Bagian yang mengapung dan tampak menhadi daratan hanya sebagian kecil dari bongkahan es raksasa. Kibat dari pemanasan global yang berlangsung makin berkembang maka es-es raksasa pun mulai mencair dengan perlahan dan yang menjadi korban adalah ekosostem yang ada baik hewan (beruang kutub), dan Manusia (suku eskimo).
-            Tinggi permukaan air laut, kadar garam, dan suhu air laut berubah
Perubahan fisik air laut berupa tinggi permukaan air laut, kadar garam dan suhu air laut berubah karena pemanasan global. Perubahan tersebut diakibatkan karena melelehnya es kutub Utara dan kutub Selatan.Es yang memeleh menjadi air laut sudah barang tentu akan menambah volume air laut, sehingga permukaan air laut akan naik. Selain itu, kadar garam air laut berubah menjadi lebih rendah dari kadar semula. Perubahan kadar garam air laut jelas akan berpengaruh terhadap makhluk hidup yang ada dilaut.
Usaha Penanggulangan Pemanasan Global
Tindakan Teknis
Tindakan teknis adalah suatu usaha penaggulangan dampak pemanasan global yang secara teknis dapat segera dilakukan untuk penyelamatan lingkungan,terutama berkaitan dengan dampak pemanasan global.
Pemanenan GRC CH4
Pada saat ini pembuangan sampah organik ditampung pada tempat pembuangan akir (TPA) hal itu dapat menyebabkan terjadinya dekomposisi (pembusukan) secara alami. Proses pembusukan sampah tersebut akan mengeluarkan mathan (CH4) yang meruoakan gas runah kaca sangat berbahaya. Tempat pembuangan sampah yang membiarkan sampah mengalami pembusujan secara alami adalah masalah baru. Dengan masalah tersebut harus dilakukanya pemanenan gas rumah kaca CH4 yang keluar dari pembusukan sampah secara alamiah.Hasil panen gas CH4 tersebut dapat dimanfaatkan kepentingan rumah tangga atau kepentingan lain sebagai pengganti bahan bakar. Adapun prinsip pemanenan gas rumah kaca adalah penampungan limbahorganik kedalam converter atau digester. Setelah proses pembusukan limbah organik berjalan maka gas CH4 akan keluar dari proses pembusukan sampah. Gas methan yang keluar kmudian disalurkan ke wadah penampungan (tangki). Khusus. Gas methan yang terkumpul ini bisa menjadi bahan bakar. Cara mengubah limbah organik ini sudah banyak dilakukan dipedesaan bahkan ada beberapa tempat pembuangan akhir yang sudah disediakan alat dilgester ini.
-            Pemanfaatan Limbah Menjadi Pupuk Organik
Limbah organik yang di hasilkan Manusia atau antropogenic waste cukup banyak dan bila dimanfaatkan maka akan mengalami proses pembusukan atau dekomposisi yang mengahasilkan gas CH4. Agar tidak menghasilkan gas CH4 pemanfaatan limbah organik harus dilakukan dengan proses aerob sehingga gas yang keluar adalah CO2. Walaupun termasuk gas rumah kaca, gas CO2 masih lebih lunak atau potensi penyebab efek rumah kaca masih lebih rendah dari pada CH4. Daya potensi gas CH4 menyebabkan efek rumah kaca lebih kuat kira-kira 21 kali gas CO2.
Pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk organik harus dilakukan dengan cara aerob. Pupuk organik yang dihasilkan dapat digunakan untuk pemupukan sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman lainya. Pemakaian pupuk organik jauh lebih baik dari pada pupuk kimia (anorganik). Untuk mempercepat proses dekomposisi, ke dalam limbah organik diberi biodekomposer. Biodekomposer  banyak digunakan dalam proses pemanfaatan limbah organik menjadi kompos (pupuk tananaman).
-            Penghijauan lahan gundul
Penghijauan lahan gundul adalah bagian dari usaha konservasi alam atau pelestarian alam yang telah rusak akibat ulah manusia. Penghijauan lahan gundul dapat diharapkan dapat mengurangi bencana yang diakibatkan oleh pemanasan global
Penghijauan lahan gundul berdampak antara lain :
1.    Mengurangi bencana tanah longsor untuk daerah perbukitan dan mengurangi abrasi laut untuk daerah lahan pantai
2.    Menahan dan menyeimbangkan permukaan air tanah, serta menahan industri air laut
3.    Memelihara keanekaragaman hayati
4.    Menaikan kadar oksigen dalam udara lingkungan

-            Tindakan non teknis
Adapun tindakan nonteknis yang dimaksud adalah melaksanakan perundang-undangan  yang berkaitan dengan masalah lingkungan hidup. Apabila perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan baik, tentu akan meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik pula.
-          Gerakan Nasional
Gerakan nasional untuk mencegah pemanasan global harus dimulai dari sekarang. Agar gerakan nasional ini dapat secara serempak diikuti oleh segenap lapisan masyarakat, harus dimulai dan diberi contoh oleh pemerintah. Pemerintah selaku promotor gerakan nasional ini harus dapat memberi contoh program-program yang dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat dalam waktu yang tidak relatif terlalu lama. Misalnya, pemerikasaan, pengawasan dan penertiban pengelolaan sampah dan pencemaran udara (polusi).
-          Gerakan Internasional
Apabila gerakan nasional dilakukan oleh setiap negara yang peduli terhadap masalah lingkungan hidup maka gerakan internasional akan lebih mudah untuk digalang secara bersama-sama. Gerakan internasional dapat diawali oleh negara-negara yang terletak pada suatu kawasan, kemudian di kembangakan ke kawasan lain. Sebagai contoh, negara-negara yang terletak pada suatu kawasan, seperti negara-negara anggota ASEAN ataupun negara-negara anggota SAC yang terdiri atas India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Srilanka, Dan Maladewa.
Seandainya negara yang terletak pada suatu kawasan mempunyai kepedulian yang sama terhadap masalah lingkungan hidup maka kerjasama bisa di tingkatkan antar kawasan. Contohnya kerjasama antar kawasan ASEAN dengan SAC dan dengan negara-negara teluk. Setelah kerja sama antar kawasan dicapai, selanjutnya dapat ditingkatkan lebih jauh menjadi kerjasama antar negara di seluruh dunia di bawah bendera PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
Daftar Pustaka
Wardhana, Wisnu. 2010. Dampak Pemanasan Global, Yogyakarta ; Andi

Seomarwoto, otto. 2004 . Ekologi Lingkingan Hidup dan Pembangunan, Jakarta ; Djambatan

Pengertian, Fungsi dan Lapisan Pelindung Atmosfer

Pengertian Atmosfer, Fungsi Atmosfer dan Lapisan Pelindung Atmosfer � Kata atmosfer berasal bahasa Inggris yaitu atmosphere yang pada sebelumnya kata atmosfer berasal dari akar kata �atmos� dan �spheira�, atmos yang berarti uap dan spheira yang berarti bulatan. Jadi atmosfer, atmosphere atau atmosspheira adalah uap atau udara yang menyelubung planet bumi. Jadi secara umum atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi planet bumi.

Pengertian, Fungsi dan Lapisan Pelindung Atmosfer
Fungsi Atmosfer
Atmosfer pada planet bumi berfungsi sebagai pelindung terhadap kemungkinan adanya berbagai macam bentuk radiasi yang akan datang dari angkasa luar atau matahari dan bintang-bintang.
Lapisan Pelindung Atmosfer
Fungsi atmosfer sebagai pelindung bumi karena adanya lapisan �Van Allen Belt� atau sabuk Van Allen berbentuk berupa cincin yang mengelilingi bumi. Sabuk Van Allen ditemukan oleh fisikawan Amerika Josep Van Allen pada tahun 1958 yang terletak diatas garis khatulistiwa. Sabuk Van Allen memiliki lebar kurang lebih antara 40 derajat lintang Utara dan 40 derajat lintang Selatan pada ketinggian 10.000 kaki. Sabuk Van Allen memiliki ketebalan sampai dengan 40.000 kaki yang timbul karena pengaruh medan magnet bumi kutub utara dan kutub selatan.
Lapisan pelindung atmosfer lainnya adalah lapisan ozon yang menyelimuti seluruh atmosfer bumi. Lapisan ozon merupakan lapisan pelindung bumi terhadap radiasi sinar ultra violet. Lapisan ozon terdiri dari atom oksigen 3 (O�) yang mempunyai massa lebih berat dari pada oksigen biasa yaiut O� dan terletak lebih tinggi dari lapisan atau sabuk Van Allen. Lapisan ozon akan menahan sebagian radiasi sinar ultraviolet dari matahari yang menuju ke bumi karena radiasi sinar ultraviolet akan menimbulkan panas jika tidak tertahan sebagian oleh lapisan ozon. Oleh karena itu kerusakan lapisan ozon akan menyebabkan terjadinya pemanasan global akibat dari sinar ultra violet yang sudah tidak tertahan sebagian oleh lapisan ozon. Penyebab rusaknya lapisan ozon karena termakan oleh gas rumah kaca CFC (klorofluorokarbon).
Namun pada kenyataannya lapisan ozon sudah mulai mengalami kerusakan yang pada saat ini sangat meresahkan seluruh para ilmuan lingkungan hidup dan masyarakat yang memahami akan hal ini terkait dengan pemansan global. Fungsi lapisan ozon adalah untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet jika lapisan ozon tidak tertahankan dan masuk ke bumi dalam jumlah yang besar maka akan berbahaya untuk kehidupan manusia karena suhu bumi akan meningkat drastis dan hal itu menyebabkan ketidaknyamanan pada kelangsungan hidup manusia.

Friday, August 26, 2016

Pengertian Pemanasan Global,Penyebab,Akibat dan Solusinya

Semua Tentang Global Warming atau Pemanasan Global - Share artikel pemanasan global tentang pengertian pemanasan global (global warming),penyebab, akibat dan solusinya mengingat pemanasan global merupakan permasalahan global saat ini. Oleh karena itu sosialisasi-sosialisasi serta distribusi pengetahuan tentang pemanasan globa atau Global Warming itu sendiri harus terus disampaikan sehingga dapat mengingatkan kita tentang fenomena alam yang terjadi hingga saat ini terkait dengan pemanasan global.
Pada dasarnya fenomena-fenomena alam yang terjadi disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor alami dan faktor tidak alami (campur tangan manusia). Pembahasan tentang pemanasan global kali ini akan melihat kedua hal tersebut.
Pengertian pemanasan global (global warming)
Pengertian pemanasan global adalah naiknya suhu rata-rata di permukaan bumi. Ada sebagian para ahli yang mencantumkan angka suhunya tapi disini saya tidak mencantumkan suhunya sebab bagi saya intinya suhu rata-rata yaitu suhu dimana manusia tidak merasakan panas yang berlebihan. Pemanasan global disebabkan oleh gas rumah kaca (GRC) yang yang terperangkap di atmosfer bumi hal itu disebut efek rumah kaca (ERK).
Efek rumah kaca (ERK) pada dasarnya adalah fenomena bumi yang wajar karena dengan adanya efek rumah kacalah kita merasakan hangat di bumi. Efek rumah kaca adalah proses tertahannya pantulan panas bumi di atmosfer. Bumi menghasilkan dua energi yaitu cahaya dan energi panas, panas dari sinar matahari ke permukaan bumi akan dipantulkan kembali ke atmosfer bumi hingga ke luar angkasa karena jika tidak dipantulkan bumi akan hancur karena panas matahari yang tersimpan puluhan bahkna ratusan tahun di bumi akan berdampak buruk pada bumi.

Pengertian Pemanasan Global (Global Warming), Penyebab, Akibat dan Solusinya
Sekali lagi efek rumah kaca adalah siklus alami alam, nah penyebab meningkatnya panas inilah yang disebabkan oleh gas rumah kaca yang bertebaran di atmosfer bumi dalam skala besar. Gas rumah kaca di antaranya Gas-gas yang dimaksud antara lain adalah Karbon diokasida (CO2), Metana (CH4), Nitrous Oksida (N2O), Hydrofluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs) dan Sulfur heksaflorida (SF6). Gas-gas rumah kaca inilah yang menahan sebagian besar pantulan panas dari bumi sehingga panas di atmosfer meningkat dari rata-rata. Itulah sehingga pengertian pemanasan global adalah naiknya suhu rata-rata di permukaan bumi.
Penyebab terjadinya pemanasan global (Global Warming)
1.    Proses Vulkanik Gunung Berapi
Letusan gunung akan mengeluarkan material berupa batu, pasir dan abu vulkanik termasuk juga natural aerosol. Apa itu aerosol ? Natural aerosol merupakan campuran cairan dan padatan yang terdapat pada abu vulkanik gunung berapi. Material batu dan pasir yang dikeluarkan oleh gunung berapi saat meletus akan jatuh ke permukaan bumi namun natural aerosol atau abu vulkanik masih akan melayang di atmosfer bumi sebelum sampai di permukaan bumi. Lamanya abu vulkanik di atmosfer tergantung dari besar kecilnya kekuatan letusan gunung tersebut.
Proses jatuhnya abu vulkanik ke permukaan bumi terbagi atas 2 bagian yaitu jatuhan awal dan jatuhan yang tertunda
Jatuhan awal
Jatuhan awal merupakan jatuhan yang jatuh (turun) tidak lama setelah terjadinya letusan gunung berapi. Jatuan awal tergolong jatuhan lokal karena sebaran jatuh abu vulkanik yang tidak terlalu jauh dari gunung berapi yang meletus. Faktor angin yang bertiup mempengarui letak jatuhan. Jatuhan awal ini relatif tidak berpengaruh pada kenaikan panas global, kecuali kenaikan panas lokal sekitar gunung berapi.
Jatuhan tertunda
Jatuhan tertundalah yang berpotensi dapat menyebabkan pemanasan global karena abu vulkanik yang masih berada di atmosfer bumi akan membentuk selimut yang dapat menahan energi panas matahari yang di pantulkan dari permukaan bumi sehingga terperangkap di atmosfer bumi.
2.    Pembusukan sampah organik secara alami

Sampah organik yang ditampung pada tempat pembuangan akhir sampah (TPA) akan mengalami proses pembusukan secara alami dan proses pembusukan secara alami tersebut sampah akan mengeluarkan gas metana (CH4). Sehingga dapat dikatakan pengumpulan dan penampungan  sampah di tempat pembuangan akhir hanya merupakan penyelesaian sementara yang terkait dengan kebersihan kota. Sampah yang dibiarkan terjadi pembusukan alami akan menjadi sumber pencemaran gas metana (CH4).

Gas metana merupakan salah satu komponen gas rumah kaca yang kekuatanya sekitar 21 kali lipat dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2) dan ini jelas sangat berpengaruh terhadap pemantulan panas dari bumi. Pembusukan sampah organik dapat juga terjadi pada limbah pertanian, peternakan, dan lain sebagainya.

3. Pengaruh aktivitas Manusia


Gas-gas rumah kaca (GRK) sebagai kenaikan suhu efek rumah kaca (ERK) secara tidak langsung didistribusikan oleh aktivitas dalam pemanasan global, gas rumah kaca yang terjadi karena aktivitas manusia antara lain adala dari transportasi dan Industri.

Dampak Pemanasan Global

1.    Pergeseran musim

Kembali pada masalah musim di Indonesia yang hanya mengenal musim hujan dan musim kemarau yang di akibatkan adanya perubahan arah angin yang melewati khatulistiwa. Perubahan arah angin tersebut disebabkan oleh pergeseran kedudukan matahari dari lintang utara kelintang selatan dan sebaliknya. Musim hujan terjadi saat matahari bergerak dari khatulistiwa ke arah lintang selatan dan kembali lagi ke arah khatulistiwa yaitu pada bulan Oktober sampai bulan Maret.

Adapun musim kemarau terjadi pada saat kedudukan matahari bergerak ke arah lintang utara ke arah khatulistiwa dan kembali lagi ke arah khatulistiwa yaitu dari bulan April sampai September. Lama musim hujan dan musim kemarau secara normal yaitu berkisar 6 bulan. Bila terjadi pergeseran (perubahan) musim akibat adanya pemanasan global maka waktu musim hujan atau musim kemarau bisa lenih panjang atau lebih pendek dari pada waktu normalnya. Kalau hal itu terjadi, bencana banjir atau bencana kekeringan  yang di ikuti dengan bencana kelaparan akan menimpa umat manusia, seperti yang dialami penduduk Afrika belum lama ini.

2.    Banjir dan tanah longsor

Pada musim hujan angin banyak membawa uap air dari lautan Hindia yang akan dijatuhkan sebagian ke daratan Indonesia. Adanya perubahan suhu Atmosfer bumi karena pemanasan global jelas akan mempengaruhi arah angin dan ini berartia akan terjadi perubahan musim. Perubahan musim pada saat ini dapat dirasakan dengan adanya musim hujan yang berkepanjangan, sehingga sehingga mengakibatkan banjir dan tanah longsor di berbagai belahan bumi. Banjir dan tanah longsor adalah bencana yang mengancam umat manusia  apabila tidak dilakukan penanggulangan pemanasan global.

Banjir dan tanah longsor merusak lingkungan hidup, banyak tanaman pangan pangan rusak akibat tergenang air bah. Selain itu, sejumlah besar pemukiman penduduk rusak akibat diterjang banjir tanah longsor, demikianpun dengan sarana umum seperti sekolah, tempat ibadah dan pasar.

3.    Kekeringan dan Bencana Kelaparan

Musim hujan yang berkepanjangan akan menyebabkan musim hujan yang berkepanjangan dibelahan bumi lainya. Musim kemarau yang berkepanjangan akan menyebabkan kekeringan dan kekurangan air yang berujung pada kegagalan panen. Sudah barang tentu hal ini berakibat bencana kelaparan yang diikuti dengan bencana penyakit. Keadaan ini sudah pernah terjadi di afrika dan menimbulkan banyak korban dan kematian. Bencana kekeringan, kesulitan air, gagal panen, bencana kelaparan, merebaknya berbagai penyakit yang menggigat banyak korban adalah bencana yang menimpa umat manusia akibat terjadinya pemanasan global, Kebakaran hutan dan meluasnya tanah gundul.

4.    Luas daratan kutub berkurang

Wilayah kutub Utara dan kutub Selatan terutama terdiri atas lapisan es yang semula adalah air laut yang membeku dari laut Arktik yang menjadi daratan kutub Utara dan laut Antartika yang menjadi daratan kutub selatan. Jadi, daratan yang ada pada kedua kutub tersebut adalah lapisan es yang tampak megapung di atas laut Arktik dan Antartika. Bagian yang mengapung dan tampak menhadi daratan hanya sebagian kecil dari bongkahan es raksasa. Kibat dari pemanasan global yang berlangsung makin berkembang maka es-es raksasa pun mulai mencair dengan perlahan dan yang menjadi korban adalah ekosostem yang ada baik hewan (beruang kutub), dan Manusia (suku eskimo).

5.    Tinggi permukaan air laut, kadar garam, dan suhu air laut berubah

Perubahan fisik air laut berupa tinggi permukaan air laut, kadar garam dan suhu air laut berubah karena pemanasan global. Perubahan tersebut diakibatkan karena melelehnya es kutub Utara dan kutub Selatan.Es yang memeleh menjadi air laut sudah barang tentu akan menambah volume air laut, sehingga permukaan air laut akan naik. Selain itu, kadar garam air laut berubah menjadi lebih rendah dari kadar semula. Perubahan kadar garam air laut jelas akan berpengaruh terhadap makhluk hidup yang ada dilaut.

Solusi Pemanasan Global

Solusi pemanasan global secara garis besar terbagi atas 2 yaitu secara teknis dan nonteknis :

1.     Tindakan Teknis

Tindakan teknis adalah suatu usaha penaggulangan dampak pemanasan global yang secara teknis dapat segera dilakukan untuk penyelamatan lingkungan,terutama berkaitan dengan dampak pemanasan global.

Pemanenan GRC CH4

Pada saat ini pembuangan sampah organik ditampung pada tempat pembuangan akhir (TPA) hal itu dapat menyebabkan terjadinya dekomposisi (pembusukan) secara alami. Proses pembusukan sampah tersebut akan mengeluarkan methan (CH4) yang merupakan gas runah kaca sangat berbahaya. Tempat pembuangan sampah yang membiarkan sampah mengalami pembusujan secara alami adalah masalah baru. Dengan masalah tersebut harus dilakukanya pemanenan gas rumah kaca CH4 yang keluar dari pembusukan sampah secara alamiah.Hasil panen gas CH4 tersebut dapat dimanfaatkan kepentingan rumah tangga atau kepentingan lain sebagai pengganti bahan bakar. Adapun prinsip pemanenan gas rumah kaca adalah penampungan limbahorganik kedalam converter atau digester. Setelah proses pembusukan limbah organik berjalan maka gas CH4 akan keluar dari proses pembusukan sampah. Gas methan yang keluar kmudian disalurkan ke wadah penampungan (tangki). Khusus. Gas methan yang terkumpul ini bisa menjadi bahan bakar. Cara mengubah limbah organik ini sudah banyak dilakukan dipedesaan bahkan ada beberapa tempat pembuangan akhir yang sudah disediakan alat dilgester ini.

Pemanfaatan Limbah Menjadi Pupuk Organik

Limbah organik yang di hasilkan Manusia atau antropogenic waste cukup banyak dan bila dimanfaatkan maka akan mengalami proses pembusukan atau dekomposisi yang mengahasilkan gas CH4. Agar tidak menghasilkan gas CH4 pemanfaatan limbah organik harus dilakukan dengan proses aerob sehingga gas yang keluar adalah CO2. Walaupun termasuk gas rumah kaca, gas CO2 masih lebih lunak atau potensi penyebab efek rumah kaca masih lebih rendah dari pada CH4. Daya potensi gas CH4 menyebabkan efek rumah kaca lebih kuat kira-kira 21 kali gas CO2.

Pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk organik harus dilakukan dengan cara aerob. Pupuk organik yang dihasilkan dapat digunakan untuk pemupukan sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman lainya. Pemakaian pupuk organik jauh lebih baik dari pada pupuk kimia (anorganik). Untuk mempercepat proses dekomposisi, ke dalam limbah organik diberi biodekomposer. Biodekomposer  banyak digunakan dalam proses pemanfaatan limbah organik menjadi kompos (pupuk tananaman).

Reboisasi dan penghijauan lahan gundul

Reboisasi dan penghijauan (baca : perbedaan reboisasi dan penghijauan) lahan gundul adalah bagian dari usaha konservasi alam atau pelestarian alam yang telah rusak akibat ulah manusia. Penghijauan lahan gundul dapat diharapkan dapat mengurangi bencana yang diakibatkan oleh pemanasan global Penghijauan lahan gundul berdampak antara lain :

Mengurangi bencana tanah longsor untuk daerah perbukitan dan mengurangi  abrasi laut untuk daerah lahan pantai, Menahan dan menyeimbangkan permukaan air tanah serta menahan industri air laut Memelihara keanekaragaman hayati.

2.     Tindakan non teknis

Adapun tindakan nonteknis yang dimaksud adalah melaksanakan perundang-undangan  yang berkaitan dengan masalah lingkungan hidup. Apabila perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan baik, tentu akan meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik pula.

Gerakan Nasional

Gerakan nasional untuk mencegah pemanasan global harus dimulai dari sekarang. Agar gerakan nasional ini dapat secara serempak diikuti oleh segenap lapisan masyarakat, harus dimulai dan diberi contoh oleh pemerintah. Pemerintah selaku promotor gerakan nasional ini harus dapat memberi contoh program-program yang dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat dalam waktu yang tidak relatif terlalu lama. Misalnya, pemerikasaan, pengawasan dan penertiban pengelolaan sampah dan pencemaran udara (polusi).

Gerakan Internasional

Apabila gerakan nasional dilakukan oleh setiap negara yang peduli terhadap masalah lingkungan hidup maka gerakan internasional akan lebih mudah untuk digalang secara bersama-sama. Gerakan internasional dapat diawali oleh negara-negara yang terletak pada suatu kawasan, kemudian di kembangakan ke kawasan lain. Sebagai contoh, negara-negara yang terletak pada suatu kawasan, seperti negara-negara anggota ASEAN ataupun negara-negara anggota SAC yang terdiri atas India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Srilanka, Dan Maladewa.

Seandainya negara yang terletak pada suatu kawasan mempunyai kepedulian yang sama terhadap masalah lingkungan hidup maka kerjasama bisa di tingkatkan antar kawasan. Contohnya kerjasama antar kawasan ASEAN dengan SAC dan dengan negara-negara teluk. Setelah kerja sama antar kawasan dicapai, selanjutnya dapat ditingkatkan lebih jauh menjadi kerjasama antar negara di seluruh dunia di bawah bendera PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).