Propellerads

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Showing posts with label Tentang Buku. Show all posts
Showing posts with label Tentang Buku. Show all posts

Thursday, August 18, 2016

Contoh Karya Ilmiah Tanaman Obat 2016


I.                  PENDAHULUAN
I.I   Latar Belakang

            Chandra (1990) dalam Soekarman dan Riswan (1992) menyebutkan bahwa  etnobotani berasal  dari  dua  kata,  yaitu  etnos  (berasal  dai  bahasa  Yunani)  yang   berarti   bangsa   dan   botani yang   berarti   tumbuh-tumbuhan.

            Indonesia memiliki budaya pengobatan tradisional termasuk penggunaan tumbuhan obat sejak dulu dan dilestarikan secara turun-temurun. Dalam pemanfaatan tanaman obat ini setiap daerah memiliki cara yang berbeda-beda sebagaimana yang dikemukakan oleh Rifai (1998), kelompok etnik tradisional di Indonesia mempunyai ciri-ciri dan jati diri budaya yang sudah jelas terdefinisi, sehingga diduga kemungkinan besar persepsi dan konsepsi masyarakat terhadap sumberdaya nabati di lingkungannya berbeda, termasuk dalam pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional.    

Contoh Karya Ilmiah Tanaman Obat 2016

            Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sistem budaya masyarakat yang potensi manfaatnya sangat besar dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
Sebagai langkah awal yang sangat membantu untuk mengetahui suatu tumbuhan berkhasiat obat adalah dari pengetahuan masyarakat tradisional secara turun temurun (Dharma, 2001).

1.2   Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pemanfaatan jenis tumbuhan obat di ...............................................................................................................................

1.3   Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pemanfaatan jenis tumbuhan obat di desa ....................................................

II.               TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etnobotani

Chandra (1990) diacu dalam Soekarman dan Riswan (1992) menyebutkan bahwa  etnobotani  berasal  dari  dua  kata,  yaitu  etnos(berasal  dai  bahasa  Yunani)  yang   berarti   bangsa   dan   botani yang   berarti   tumbuh-tumbuhan.  
Menurut   Soekarman dan Riswan (1992) istilah etnobotani sebenarnya sudah lama dikenal, etnobotani  sebagai  ilmu  mempelajari  pemanfaatan  tumbuhan  secara  tradisional  oleh   suku-suku   terkecil,   saat   ini   menjadi   perhatian   banyak   pakar   karena   keberadaanya  dan  statusnya.  Rifai  dan  Waluyo  (1992)  mengemukakan  bahwa  etnobotani  adalah  mendalami  hubungan  budaya  manusia  dengan  alam  nabati  sekitarnya.   Dalam   hal   ini   diutamakan   pada   persepsi   dan   konsepsi   budaya   kelompok  masyarakat  dalam  mengatur  sistem  pengetahuan  tentang  tumbuhan  yang dimanfaatkan di dalam masyarakat tersebut.

Status  etnobotani  sebagai  ilmu  tidak  mengalami  masalah,  akan  tetapi  status  obyek  penelitiannya  sangat  rawan  karena  cepatnya  laju  erosi  sumber  daya  alam,  terutama  flora  dan  pengetahuan tradisional  pemanfaatan  tumbuhan  dari  suku  bangsa   tertentu.  Untuk menunjang  hal tersebut diperlukan     pendokumentasian  berupa  dokumen  tertulis,  foto,  majalah, film,  atau  dilakukan  dengan pengumpulan spesimen (Soekarman & Riswan 1992).

2.2 Keanekaragaman Sumberdaya Alam Hayati Indonesia

Sumberdaya   hayati   Indonesia   yang   begitu   besar   baik   yang   berupa   tumbuhan, hewan, maupun jasad renik sangat beranekaragam. Menurut    Soekarman dan Riswan (1992),  Indonesia diperkirakan dihuni oleh kurang lebih 100-150 suku tumbuhan meliputi 25-30 ribu jenis tumbuh-tumbuhan yang ada di hutan-hutan. 

2.3  Sistem Pengetahuan Tradisional

Pengetahuan merupakan kapasitas   manusia  untuk  memahami  dan menginterpretasikan baik  hasil  pengamatan maupun  pengalaman, sehingga  bisa  digunakan untuk meramalkan ataupun sebagai dasar pertimbangan  dalam   pengambilan  keputusan  (Kartikawati  2004).  Menurut Soekarman  dan  Riswan (1992), pengetahuan tradisional adalah pengetahuan yangdimiliki oleh masyarakat lokal secara  turun-temurun. 

Pusat dari pengetahuan tradisional  mengenai   pemanfaatan   tumbuhan  ini   umumnya dijumpai di negara-negara   berkembang,  yang  umumnya  terletak  pada  kawasan  tropika  baik  di  Amerika,  Afrika, dan Asia. Di negara-negara ini pula terdapat suku bangsa yang merupakan sumber  dari  pengetahuan  tradisional  serta  sumber  daya  hayati  yang  meliputi  tumbuhan, hewan dan jasad renik. Pada  masyarakat  lokal,  sistem  pengetahuan  tentang  tumbuhan  merupakan pengetahuan  dasar  yang  amat  penting  dalam  mempertahankan  kelangsungan  hidup  mereka. 

2.4  Pemanfaatan Tumbuhan Obat

Indonesia  memiliki  hutan  yang  sangat luas,  tercatat  143.970.000  hektar  luasan  hutan  tersebar  di  seluruh  pulau.  Tidak  heran  jika  hutan  yang  sangat  luas  5 itu,  memiliki  keanekaragaman  tumbuhan  yang  sangat  tinggi  (Sastrapradja  et  al.1992).  Dalam   perkembangan   hidupnya,   manusia   mengenal   betul   keadaan   sekelilingnya   dan   memperhatikan   segalasesuatu   yang   bias   dipakai   untuk   mempertahankan   hidupnya.   Salah   satu   benda   hidup   yang   berada   di   sekitar   manusia adalah tumbuh-tumbuhan. Manusia benar-benar memperhatikan tumbuh-tumbuhan karena merupakan salah satu benda yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan   hidupnya,   yaitu   sebagai   sumber   makanan   pokok   (Kartiwa   &   Martowikrido 1992).

Menurut Purwanto dan Walujo (1992), tumbuhan berguna dikelompokkan berdasarkan  pemanfaatannya   antara   lain   tumbuhan   sebagai   bahan   pangan,   sandang, bangunan, obat-obatan, kosmetik, alat rumah tangga dan pertanian, tali-temali,  anyaman,  pelengkap  upacara  adat  dan  kegiatan  sosial,  minuman  dan  kesenian.    

2.5 Tumbuhan obat

Menurut  Zuhud  et  al.(1994),  tumbuhan  obat  adalah  seluruh  spesies  tumbuhan  obat  yang  diketahui  dan  dipercaya  mempunyai  khasiat  obat,  yang 
dikelompokkan  menjadi  3  kelompok  tumbuhan  obat,  yaitu:  (1)  Tumbuhan  obat  tradisional,  yaitu  spesies  tumbuhan  yang  diketahui  atau  dipercaya  memiliki  khasiat  obat    dan  telah  digunakan  sebagai  bahan  obat  tradisional;  (2)  Tumbuhan  obat   modern,   yaitu   spesies   tumbuhan   yang   secara   ilmiah   telah   dibuktikan   mengadung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat  dipertanggungjawabkan  secara  medis;  dan  (3) Tumbuhan  obat    potensial,  yaitu    spesies  tumbuhan  yang  diduga  mengandung  senyawa  atau  bahan  bioaktif  yang  berkhasiat  obat,  tetapi  belum  dibuktikan  secara  ilmiah  atau  penggunannya  sebagai bahan obat tradisional.

Keuntungan  obat  tradisional  yang  dirasakan  langsung  oleh  masyarakat  adalah  kemudahan  untuk  memperolehnya  dan  bahan  bakunya  dapat  ditanam  di  pekarangan  sendiri,  murah  dan  dapat  diramu sendiri  di  rumah  (Zein  2005).  Bagi  masyarakat  Indonesia  khususnya  yang  tinggal  di  pedesaan  (di  sekitar  hutan),  maka   pemanfaatan   tumbuhan   sebagai   obat   untuk   kepentingan   kesehatannya   6 bukanlah  merupakan  hal  yang  baru  tetapi  sudah  berlangsung  cukup  lama  (Uji  et al. 1992).

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1   Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Desa ................................................ Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 minggu

3.2   Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah  alat tulis menulis, kuesioner, kamera,  tali, gunting, kantung plastik, label gantung, pisau/cutter, kertas koran, sasak, alkohol 70%,

1.2    Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah wawancara, pengisian kuisioner dan observasi tentang tumbuhan obat. Selanjutnya data pemanfaatan tumbuhan obat akan dianalisis secara tabelaris deskriptif.

DAFTAR PUSTAKA

Darnaedi   SY. (1998). Sentuhan   Etnosains   dalam   Etnobotani:   Kebijakan Masyarakat Lokal dalam Mengelola dan Memanfaatkan Keanekaragaman  Hayati  Indonesia.  Prosiding  Seminar  dan  Lokakarya Nasional  Etnobotani  III.Departemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan  RI, Departemen  Pertanian  RI,  LIPI.Perpustakaan  Nasional  RI. Bogor.  Hal: 53-55.

Dharma, A. 2001.Uji Bioaktifitas Metabolit Sekunder. Makalah Workshop Peningkatan Sumber Daya Alam Hayati dan Rekayasa Bioteknologi. FMIPA UNAND, Padang.

Kartikawati  SM.  2004.  Pemanfaatan  Sumberdaya  Tumbuhan  oleh  Masyarakat  Dayak   Meratus   di   Kawasan   Hutan   Pegunungan   Gunung   Meratus,   Kabupaten  Hulu  Sungai  Tengah.  [tesis].  Bogor:  Program  Pascasarjana  Institut Pertanian Bogor. 

Rifai, M.A. 1998. Pemasakinian Etnobotani Indonesia : Suatu Keharusan demi Peningkatan Upaya Pemanfaatan, Pengembangan dan Penguasaannya. Prosiding Seminar Nasional Etnobotani III ( 5-6 Mei 1998, Denpasar-Bali) : 352-356.

Rifai  AM, Waluyo   EB.   1992.   Etnobotani   dan   Pengembangan Tetumbuhan   Pewarna  Indonesia:  Ulasan  Suatu  Pengamatan  di  Madura. Di  dalam:  Seminar   dan   Lokakarya   Nasional   Etnobotani;   Cisarua-Bogor,   19-20   Februari   1992.  Bogor:   DepartemenPendidikan   dan   Kebudayaan   RI,   Departemen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasional RI. Hal: 119-126.

Sastrapradja  O,  Sutisna,  Kalima  T.  1992.  Keanekaragaman  pemanfaatan  jenis-jenis  pohon  dipterocarpaceae  oleh  penduduk  asli  Indonesia.  Di  dalam:  Seminar   dan   Lokakarya   Nasional   Etnobotani;  Cisarua-Bogor,   19-20   Februari   1992.   Bogor:   DepartemenPendidikan   dan   Kebudayaan   RI,   Departemen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasional RI.Hal: 344-357

Soekarman,  Riswan  S.  1992.  Status  Pengetahuan  Etnobotani  di  Indonesia.  Di  dalam: Seminar  dan  Lokakarya  Nasional  Etnobotani;  Cisarua-Bogor,  19-20  Februari  1992.  Bogor:  Departemen Pendidikan  dan  Kebudayaan  RI,  Departemen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasional RI.Hal: 1-7.

Contoh Paragraf Argumentasi Serta 3 Pola Sebab-Akibatnya

Pengertian Paragraf argumentasi adalah paragraf yang di dalamnya berisi alasan atau argumen yang kuat tentang suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.Untuk memperkuat argumen, penulis menyertakan data pendukung seperti fakta, hasil observasi, dokumen penting, statistik, dll.

Ciri- ciri Paragraf Argumentasi
1.    Ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya
2.    Ada alasan, data, atau fakta yang mendukung
3.    Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.
4.    Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain.
5.    Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
6.    Pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan
7.    Penutup berisi kesimpulan.
Contoh Paragraf Argumentasi
Akhir-akhir ini tempe sudah tidak lagi menjadi makanan orang-orang pinggiran atau kampung. Betapa tidak, seiring menjamurnya makanan-makanan instan dan modern yang mengandung berbagai bahan pengawet, tempe tetap menjadi makanan tradisional kebanggaan bangsa Indonesia. Terdapat banyak kandungan protein nabati yang tinggi di dalam tempe.Bahkan di Jakarta terdapat rumah makan yang menggunakan menu tempe untuk disajikan dalam berbagai makanan yang lezat. Karena kandungan gizi yang tinggi dan alamiah itulah tempe sudah mulai merambah pasar internasional. Tempe sudah menjadi makanan lokal yang mengglobal di tengah makanan yang hanya nikmat di lidah saja.
Kesimpulan
paragraf tersebut ialah tempe sudah menjadi makanan masyarakat luas yang  mampu bersaing dengan makanan lezat lainnya. Dari contoh wacana di atas, dapat diketahui struktur wacana argumentatif adalah:
a)    Pernyataan masalah
b)    Alasan/data/fakta pendukung
c)    Pembenaran berdasarkan data/fakta
Pola pengembangan argumentasi dapat dikemukakan dengan menggunakan hubungan sebab akibat. Ada tiga jenis hubungan sebab akibat  :
1.    Pola Hubungan Sebab - Akibat
Hubungan sebab akibat mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui, lalu bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan sebagai akibat
Contoh:
Ruangan  ini  harus  ditata  sedemikian  rupa  dengan  memerhatikan  tata  indah, tata sehat,  tata  bersih,  dan  tata  nyaman.  Dengan  ventilasi  yang  baik,  udara  selalu  berganti  sehingga kesehatan penghuninya terjamin. Dinding di depan-belakang, samping kanan kiri dicat  dengan  warna  bening  dan  dihias  sesuai  dengan  keperluan  pengajaran.  Hal  itu menjadikan  ruangan  tampak  asri.  Meja  guru  Anda  ditata  dan  selalu  dijaga  kebersihannya yang  akhirnya  terlihat  rapi  dan  bersih.  Dengan  penataan  demikian  itu,  semua  penghuni  kerasan, suasana menjadi nyaman, damai, dan menyenangkan.
2.    Pola Hubungan Akibat-Sebab
Hubungan  akibat  sebab  merupakan  suatu  proses  berpikir  dengan  bertolak  dari suatu  peristiwa  yang  dianggap  sebagai  akibat  yang  diketahui,  lalu  bergerak  menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh:
Semua warga sekolah merasa bangga dengan wajah-wajah nan ceria. Hampir setiap lomba  taman  dan  keindahan  selalu  menyandang  juara.  Orang-orang  yang  lalu  lalang  di depan  sekolah  itu  tak  lupa  melayangkan  pandangannya.  Tidak  ada  bunga  layu  di  semua musim.  Tidak  ada  ranting  kering  bertengger  di  pepohonan.  Sudah  selayaknya  sekolah itu dipuji karena memang tampak indah, bersih, dan nyaman. Kedisiplinan menjaga keindahan taman telah dimiliki  setiap  warga  sekolah.  Mereka  perlu  dan  harus  demikianprinsip  yang dipegang teguh.
3.    Pola Hubungan Sebab �Akibat 1 �Akibat 2
Suatu sebab dapat pula menimbulkan serangkaian akibat. Akibatpertama adalah menjadi sebab timbulnya akibat kedua. Demikian seterusnya sehingga timbul rangkaian beberapa akibat.
Contoh:
(1) Krisis  bahan  bakar  menambah  parahnya  inflasi.  (2)  Dalam  waktusingkat,  harga bahan  bakar  naik  dua  kali  lipat.  (3) Ongkos produksi  punikut  naik  karena  banyaknya pengguna bahan bakar. (4) Maka harga keperluan hidup pun mencekik leher.

Apa itu MENULIS ?

Apa itu menulis/Pengertian Menulis ? Ini adalah pertanyaan sederhana yang patut untuk dijawab karena semua orang pasti pernah menulis baik orang yang pernah berada di bangku pendidikan maupun orang yang mungkin tidak pernah mengenjang pedidikan sekalipun. Apalagi seorang blogger (orang yang mengelola blog) pasti hampir selalu menulis, seperti saya yang selalu menulis di blog sederhana ini hehe.

Pengertian menulis
1.    Menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan
2.    Menulis merupakan salah satu cara untuk melegakan perasaan dan juga sebagai pengungkapan diri.
Contoh :
menulis status facebook atau sosial media lainnya, dengan menulis di sosial media (SOSMED) mungkin orang akan sedikit melegakan perasaan karena unek-unek mereka telah dituangkan melalui tulisan sebagai bentuk pengungkapan diri.
3.    Menulis adalah tindak lanjut dari mengarang karena memiliki tujuan tertentu. Oleh sebab itu, menulis dan mengarang merupakan dua hal yang saling mendukung bila seseorang bertujuan untuk menerbitkan karangannya.
4.    Menulis membutuhkan ketekunan, kesabaran dan keahlian berkata-kata agar apa yang ditulisnya mudah dipahami oleh orang lain atau orang yang menjadi tujuan seorang penulis.
5.    Menulis adalah sebuah eksotisme, membantu menahan derita, menanggulangi masalah dan bahkan membuatnya menjadi indah.
Seperti yang tertulis diatas perbedaan menulis dan mengarang  adalah menulis memiliki tujuan untuk diterbitkan, memiliki konsentrasi yang tinggi dan pemahaman kata-kata yang baik dalam penyampaian sedangkan mengarang tidak memiliki tujuan untuk diterbitkan, kata-katanya bebas asal tidak bersifat negatif. Namun mengarang dan menulis juga memilki persamaan yaitu semuanya menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan.