Propellerads

Sunday, December 27, 2015

Belajar dari Sinestesia Efek Rumah Kaca

Jumat, 18 desember 2015, pukul 00.00 WIB, efek rumah kaca secara resmi merilis album ketiga. Album lanjutan selama 7 tahun vakum. Efek rumah kaca mengumumkan ke publik secara online, album yang mereka rilis. Melalui I-tunes, dezeer dan beberapa media penjualan musik digital online, musik mereka boleh diluncurkan saat itu juga.

Bagi saya yang yang tak bisa membeli Digital, pilihan lain adalah menunggu rilis albumnya. Album bentuk CD sebenarnya sudah disiapkan demajors.

Ada hal menarik ketika mendengar nama sinestesia. Menurut KBBI :
si·nes·te·sia /sinéstésia/ n Ling metafora berupa ungkapan yg bersangkutan dng indra yg dipakai untuk objek atau konsep tertentu, biasanya disangkutkan dng indra lain. bisa dilihat http://goo.gl/Gq4kf0

Bagi pendengar setia efek rumah kaca, pasti pernah dengar Sebelah Mata yang diciptakan Adrian Yunan, sang basis. Dalam liriknya, sang basis bercerita pengalaman beliau mengalami kebutaan yang dia alami karena retinus... (Saya lupa). Pada sebelah mata adrian mendefinisikan penyakitnya sebagai diabetes.

Ada cerita sebelum rilis album ini, beberapa materi lagu telah mereka siapkan. Saat proses perekaman satu per satu lagu, Cholil dkk, memberikan lagu-lagu tersebut untuk diperdengarkan Adrian, sang bassis. Secara tidak langsung, Adrian merespon lagu-lagu itu dengan warna. Putih salah satunya, terdiri dari 2 lirik : Ada dan Tiada, yang bercerita pengalaman hidup kawan-kawan di balik efek rumah kaca mampu didefinisikan dengan warna putih, sebagai simbol kedamaian, suci.

Maka wajar jika masing-masing berjudul "Merah", "Biru", "Jingga", "Hijau", "Putih", dan "Kuning", memang didedikasikan pada Adrian.

Pemilihan warna-warna tersebut menurut Cholil kepada Tribun News dilakukan oleh Adrian yang hingga saat ini belum dapat menemani mereka di atas panggung.

0 komentar: