Jasad istri dari salah satu pria terkaya Inggris terbaring membusuk
selama dua bulan sebelum akhirnya ditemukan di rumah mereka di London,
kata pengadilan Inggris Rabu lalu, dalam sebuah kasus yang menunjukkan
betapa menghancurkannya efek penyalahgunaan narkoba.
Eva Rausing
yang berkebangsaan Amerika adalah istri dari Hans Rausing, pewaris
perusahaan pengepakan Tetra Pak. Hans Rausing kini menerima hukuman 10
bulan penjara oleh pengadilan London barat karena mencegah penguburan
yang "layak dan sesuai hukum" buat istrinya yang berusia 48 tahun.
Pasangan
itu tinggal di salah satu alamat paling eksklusif di London namun
kemudian tenggelam dalam kekumuhan akibat kecanduan narkotika yang
berakhir dengan kematian Eva akibat gagal jantung sebagai dampak dari
obat-obatan tersebut, menurut pengadilan.
Jenazahnya ditemukan
pada 9 Juli setelah polisi menghentikan Hans Rausing yang mengendarai
mobilnya secara berbahaya dan masuk ke rumah enam lantai mereka di
Cadogan Place, di daerah eksklusif ibu kota Inggris tersebut.
Tetapi,
pemeriksaan pasca-kematian menemukan bahwa Eva Rausing sudah meninggal
dua bulan sebelumnya, pada 7 Mei, dan terdapat kokain serta obat-obatan
lain di sistem tubuhnya.
"Jika
ada ilustrasi betapa merusaknya efek penyalahgunaan obat-obatan
terlarang pada seseorang dan keluarganya, fakta-faktanya ada di kasus
ini," kata hakim Richard McGregor-Johnson.
"Perbedaannya terlihat
secara grafis tergambar dari kontras antara ruang-ruang yang dilihat
oleh para pengunjung serta betapa kumuhnya ruang-ruang yang mereka
tinggali," kata hakim itu lagi.
Orangtua Eva Rausing datang ke
rumah tersebut setelah melihat banyaknya kerumunan polisi. Polisi
menemukan tubuh anak perempuan mereka dalam kondisi membusuk di bawah
tumpukan pakaian dan deretan tempat sampah di kamar yang dikerubungi
lalat di lantai dua.
Menurut hakim kondisi penemuan itu sangat mengejutkan dan menyedihkan bagi orangtua korban.
"Anda
dan istri Anda memiliki semua keuntungan materi yang bisa didapat, dan
untuk sesaat kehidupan keluarga yang bahagia. Kemunduran Anda untuk
menggunakan narkoba, bersama dengan istri Anda, menghancurkan semua
itu," kata hakim itu lagi pada Hans Rausing.
Rausing, 49,
terlihat sadar namun pucat dan kurus dengan rambut berantakan dan
jenggot yang dipotong pendek. Ia berdiri diam di balik kaca di bagian
belakang ruang sidang saat hakim berbicara.
Dengan mengenakan jas
biru tua dan dasi merah, Rausing mengaku bersalah atas tuduhan menunda
pemakaman istrinya dan berkendara saat dalam pengaruh obat-obatan
terlarang, yang hukumannya adalah 2 bulan penjara.
Dia menjawab
bersedia saat hakim bertanya apakah Rausing siap untuk menerima
persyaratan hukuman, yaitu mendaftar pada program rehabilitasi narkoba
selama dua tahun dan berada dalam rumah sakit perawatan mental swasta di
London.
Hakim menerima laporan medis yang menyatakan bahwa Rausing tidak bisa menerima kematian istrinya dan menderita stress.
Tidak ada bukti bahwa Rausing atau orang lain terlibat dalam kematian Eva, kata hakim.
Perawatan kecanduan
Rausing menyatakan pada polisi setelah penahanannya bahwa ia tidak memberi obat-obatan terlarang pada istrinya.
"Saya
tidak punya ingatan lengkap akan kejadian seputar dan sesudah kematian
Eva, tapi saya ingin meyakinkan Anda bahwa saya tidak pernah berniat
mencelakakan dia," kata Rausing.
Pernyataannya yang dikutip Press Association mengatakan, "Saya merasa tidak bisa menghadapi realita kematiannya."
Pasangan
yang memiliki empat anak ini punya sejarah panjang masalah dengan
obat-obatan terlarang. Mereka pertama bertemu di pusat rehabilitas di
Amerika Serikat dan memberi sumbangan besar buat pusat-pusat perawatan
kecanduan.
Menurut keluarga Eva Rausing, mereka percaya Eva menggunakan narkoba di masa-masa remaja untuk mengatasi rasa malu berlebihan.
Orangtua
Hans Rausing mengatakan bulan lalu bahwa mereka berharap bisa menemukan
kekuatan untuk "memulai perjalanan detoksifikasi dan rehabilitasi yang
panjang dan sulit".
Keluarga Rausing asal Swedia menjadi kaya
raya karena membangun perusahaan pengepakan minuman Tetra Pak, tetapi
ayah Hans menjual sahamnya pada saudara laki-lakinya pada 1990an dan
kini memiliki harta $10 miliar, menurut majalah Forbes.
sumber