Negeri komunis Rusia ternyata memiliki jumlah penduduk muslim yang sama besarnya dengan Malaysia dan hampir sama dengan Saudi Arabia. Demikian juga ternyata Islam di Rusia lebih dahulu ada dibandingkan agama Kristen Ortodok.
Semua itu terungkap dalam buku berjudul "Geliat Islam di Rusia" karangan diplomat RI di Rusia, Aji Surya. Senin (13/8/2012), buku tersebut dilaunching di Hotel Grand Hyatt, Jakarta.
Buku dengan cover warna biru dan dikemas cukup apik itu berisi segala hal tentang pernak-pernik perkembangan Islam di Rusia, mulai dari sejarah masuknya Islam pada abad ke 7, Islam di bawah tekanan Uni Soviet, hingga era kebangkitan Islam yang membuat pertumbuhan mereka mencapai 25 juta jiwa.
Buku tentang Islam di Rusia ini akan membuat terperangah setiap orang yang membacanya, karena gambaran gelap Uni Soviet di masa lalu dengan paham komunisnya akan menjadi sirna dan bahagia ketika mengetahui semangat perkembangan Islam di negeri Beruang Putih itu.
Moskow dengan 2 juta penduduk muslimnya adalah kota berpenduduk muslim terbesar di Eropa. Hampir di seluruh kota di Rusia, Islam bagaikan cendawan di musim hujan dengan jumlah masjid sekitar tujuh ribu.
"Dengan perkembangan agama Islam di Rusia dalam hal demografi dan kehidupan masyarakatnya, sangatlah mungkin dalam 50 tahun ke depan Islam akan menjadi mayoritas. Wallahu a'lam bisawab," kata Aji Surya, seperti diberitakan Rakyat Merdeka Online.
Sementara itu Wakil Menteri Agama, Nasarudin Umar, mengatakan, hubungan muslim Indonesia dan Rusia akan semakin berpengaruh kuat untuk menciptakan dunia yang aman dan damai.
"Langkah pertama untuk ke sana adalah saling mengenal melalui buku karangan Aji Surya ini sehingga menjadi salah satu jembatan emas dalam mempererat hubungan kedua bangsa," tulis Nasarudin Umar di halaman pertama buku Aji.
Dalam halaman yang sama, Pemimpin Redaksi Rakyat Merdeka Online, Teguh Santosa mengatakan bahwa dalam sepuluh tahun pertama setelah Uni Soviet bubar, negeri-negeri muslim di Asia Tengah menggali kembali peradaban Islam yang membentuk mereka sejak abad awal kelahiran Islam hingga keruntuhan Ottoman Turki di penghujung Perang Dunia Pertama dan di tahun ke 20. Rusia pun tidak ketinggalan mengalami hal yang sama.
"Manuskrip karib saya ini adalah bagian dari rekaman dinamika peradaban Islam di Rusia dan negeri-negeri di sekitarnya yang bertautan dengan unsur-unsur lain yang membentuk indentitas Rusia di tengah konstelasi dunia yang terus berubah," tulis Teguh Santosa menanggapi tulisan Aji Surya.*
sumber