Propellerads

Sunday, July 3, 2016

Sedekah, Doa dan Serangga Kecil

Tadi pagi, aku berkunjung ke desa bapakku. Lebih kurang 15 km dari tempat tinggalku. Sebetulnya aku enggan berkunjung, karena semalam, aku tak tidur. Teriakan kakak membangunkan tidurku. Aku janji bakal menemani bapakku menghantarkan sedekah dari bibi untuk keluarga dekat bapakku.
Begitu bangun pagi, pukul 09.00 aku masih bermalasan. Mata enggan dibuka lebar. Tapi teriakan kakak dan janji, yang harus kupenuhi, beranjak dari kamar.

Setengah jam kemudian, aku berangkat bersama bapakku. Sekaligus membawa beras sedekah titipan bibiku. Motorku starter, kami menuju desa bapakku.
Setengah jam sampai di desa bapakku. Kami langsung ke adik bapak. Menyensus keluarga bapak, yang butuhkan uluran tangan.
Begitu sensus keluarga sudah cukup. Bapak kemudian pesan beras zakat fitrah untuk kami, pada warga setempat. Dan akan dibagikan ke keluarga-keluarganya.

Sesekali paman bercerita pengalaman hidupnya di pulau lain. Tiba-tiba bapak bercerita pengalaman hidup tetanggaku. Pengalaman pernikahan yang buatku makin selektif memilih teman hidup. Tetapi cerita-cerita mereka, hidup bersama satu sama lain, makin menambah wawasanku. Termasuk cerita pahitnya hidup seseorang pasca menikah.

Aku gak akan cerita ruang private ini. Karena membuka kisah orang lain, akan berdampak padaku.


Selesai pesanan diantar. Kami kunjungi satu pintu ke lainnya. Kami temui penerima sedekah dan zakat tersebut. Bapak cerita banyak hal lagi. Bahwa : "jika masih ada umur panjang, sekali lagi, sempat atau tidak, sebisa mungkin aku berkunjung pada kalian". Di umur bapak yang akan 69 tahun. Buatku takjub. Sempat sekali, bapakku melakukan silaturahmi, menyambung tali putus pada keponakan dan keluarganya. Walau kami, anak-anaknya, juga mulai memisahkan tali itu. Karena terus terang, keluarga bapak yang banyak dan kesibukan masing-masing menyulitkan kami bersilaturahmi.

Tutur kata mereka yang mengucap terima kasih dengan tulus buatku sedu sedan. Begitu mulianya bapak mengajariku. Berbagi kebahagiaan pada keluarga dekat bapakku.
Selesai membagikan sedekah. Kami ziarah ke persinggahan terakhir : kakek, nenek, dan adik bapak. Doa-doa untuk perjalanan beliau-beliau yang meninggal di kehidupan lain.

Ada satu kisah saat ziarah tadi. Di atas tanah persinggahan kakek, aku lihat serangga mengamati kami. Serangga tersebut turut dalam doa-doa kami. Aku gak khusyuk karena mengamatinya.

Related Posts:

  • Aku Penuhi Janjiku, Kak. Perkenalanku dengan seseorang membuatku makin erat. Kali pertama konser di Yogyakarta, hampir delapan tahun di salah satu Stadion kota tersebut. Aku tak menyangka jika akhirnya h… Read More
  • Supir Jamaah "Supirnya telah datang" teriakku, sesaat iqamat dari surau, mushala dan masjid sekitarku. Seseorang berpeci, baju koko dan sajadah di salah satu pundaknya naik ke lantai 3 asrama… Read More
  • Silaturahmi ke Sekolah dan Temanku Baca sebelumnya Malaikat di Kesialanku Paginya, saya bangun. Mandi, siapkan beberapa stel pakaian. Tak lupa minta saku mingguan ibuku. Tiap minggu saya meminta Rp. 100.000,00,… Read More
  • Ceritaku di Pasar Lamongan Memasuki tahun ketujuh ini, kami masih mengadu nasib di kota lain. Tuntutan dari sang bos yang terikat kontrak kerja dengan pabrik ratusan ton jadi alasan kami. Tujuan kami ial… Read More
  • Cerita : Jumat Berkah (?) Di kampus, saya menemui 2 dosen, Kaprodi, dan pengampu tribologi  yang menyambi beberapa mata kuliah lain. Pertemuan itu membahas tawaran Tugas Akhir. Kaprodi kutemui kare… Read More

0 komentar: