Propellerads

Monday, July 23, 2012

Miniatur Hollywood di Sinetron Ramadan

Yang juga ikut naik daun di bulan Ramadan adalah sinetron yang tayang di jam-jam menjelang buka puasa. Pada waktu tersebut, beberapa orang memilih menghabiskan waktu menatap layar televisi sambil menunggu azan Maghrib berkumandang.

Kebiasaan tersebut tampaknya diendus oleh rumah produksi sinetron.

Awalnya adalah sinetron “Doaku Harapanku” yang dibintangi Krisdayanti dan Dicky Wahyudi. Sinetron ini meraup sukses besar di tahun 1998. Berkat keberhasilan itu, stasiun TV dan rumah produksi memutuskan memperpanjang sinetron di tahun 1999.

(Selain menjadi titik tolak sinetron Ramadan, “Doaku Harapanku” juga menjadi salah satu penerus tradisi cerita mertua-kaya-yang-jahatnya-minta-ampun. Lely Sagita memerankan sosok mertua dengan pas.)

Fenomena memanfaatkan momen perayaan agama dengan membikin tayangan bertema senada mungkin bisa dibandingkan dengan kultur Hollywood. Mereka juga selalu mempersiapkan tontonan keluarga (yang langsung maupun tak langsung) bertema Natal ketika hitungan bulan telah memasuki Desember.

Dan tak jarang pula, rumah produksi tersebut kemudian meraup untung besar, karena perayaan hari besar agama memang saat paling cocok bagi keluarga untuk menghabiskan waktu bersama.

Jika film Natal melejit di Hollywood, maka beberapa sinetron pun sukses menjadi sinetron Ramadan yang melegenda — walau belum bisa mengalahkan level legenda “Tersanjung” sebagai sinetron yang nggak ada habisnya.

Antara lain, “Hikayat Pengembara” yang dibintangi Deddy Mizwar. Sinetron ini mengisahkan perjalanan seorang pengembara yang menyebarluaskan dakwah di setiap titik pengembaraannya.

Tak berhenti di situ, Deddy Mizwar melanjutkan “tren sinetron Ramadan” melalui serial “Lorong Waktu”, yang juga mendulang sukses. Kisahnya merupakan pengembangan dari “Hikayat Pengembara”, namun dengan pendekatan yang sedikit fiksi ilmiah. Seorang ustaz, diceritakan memiliki mesin waktu yang digunakan untuk belajar ilmu agama dari masa lalu dan masa depan.
Deddy Mizwar merupakan salah satu pembuat "tren sinetron Ramadan" di televisi lokal. (Inilah)
Mochamad Abdul Manan, seorang pekerja swasta di Jakarta, punya komentar menarik mengenai sinetron Deddy Mizwar. “Hikayat Pengembara” baginya punya kemiripan dengan karya Hollywood “Lone Ranger” — hanya saja versi amar makruf nahi munkar.

Dan menurut Abdul, sinetron “Lorong Waktu” bagaikan versi religius film Hollywood, “Back to the Future”.

Ternyata lumayan juga menonton sinetron Ramadhan itu. Selain dapat melupakan lapar dan dahaga sejenak, kita juga bisa menikmati bagaimana sinetron-sinetron tersebut meminiaturkan kisah-kisah dari film Hollywood.

Hollywood versi amar makruf nahi munkar, tentunya.

sumber

0 komentar: