Namun, agaknya tak semua
pemirsa tertawa melihat lawakan itu. ''Konyol dan tidak lucu bagi
umat,'' ujar Iskandar, seorang pemirsa.
Kekecewaan Iskandar pun berujung dengan aksi protes dengan mengirim
surat ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Rabu (1/8). ''Mohon Sule
dikasih peringatan,'' pinta Iskandar.Guyonan Sule yang menyinggung itu merupakan satu dari sekian banyak laporan pemirsa yang merasa keberatan dan tersinggung dengan guyonan-guyonan berlebihan yang disajikan dalam program acara sahur di beberapa stasiun televisi. Untuk itu KPI akhirnya menegur dua program acara sahur, yakni Waktunya Kita Sahur (Trans TV) dan Kampung Sahur Bejo (RCTI).
Kedua program acara ini dipersoalkan karena menayangkan adegan melanggar norma kesopanan dan kesusilaan. Adegan guyonan mereka dinilai melecehkan orang dengan kondisi fisik tertentu atau orang dengan orientasi seks dan identitas gender tertentu.
KPI telah menegur secara tertulis kepada dua stasiun televisi tersebut. Mereka dinilai melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran (P3SPS) Tahun 2012. ''Biasanya yang sering jadi bahan ejekan orang yang pendek atau bergigi maju. Guyonan juga kerap tidak pantas dan tidak etis dalam ajaran agama,'' ujar Nina Mutmainnah, Komisioner Bidang Isi Siaran KPI di Jakarta.
Selain itu, kedua acara sahur tersebut juga melanggar norma kesopanan dan kesusilaan serta perlindungan hak anak. KPI menyertakan bentuk-bentuk pelanggaran yang mereka lakukan, sebagai bahan introspeksi. ''Jika pelanggaran seperti ini terjadi lagi setelah adanya teguran, KPI akan menjatuhkan sanksi atau memberhentikan siaran tersebut,'' tuturnya.
Nina menegaskan stasiun televisi harus memiliki kesadaran sensor internal untuk mencegah terjadinya pelanggaran dalam acara-acara yang ditayangkan. ''Kami bukan lembaga sensor jadi kami hanya dapat mengawasi, menegur, dan memberikan sanksi jika terjadi pelanggaran,'' terangnya.
Nina menyarankan untuk komedian
yang seringkali mendapat teguran sebaiknya siarannya bukan siaran
langsung. ''Kalau kita lihat mayoritas live. Spontanitas dalam konteks
bercanda potensinya pelanggarannya besar. Tapping jauh lebih aman. Saat
ada yang melanggar tidak disiarkan atau di-edit. Perlu ditanyakan
mengapa stasiun TV bertahan dengan siaran live?'' ungkapnya.