Beruntunglah mereka yang menjadi orang orang hebat, dengan kasih sayang seorang ibu. berkat doa dan kerja kerasnya sang anak menjadi pemimpi(n) yang bijaksana. kita tahu sebuah kisah yang tertulis rapi pada hadits nabi..
"Doa seorang ibu lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam akan hal tersebut, jawab baginda , ” Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika ditanya oleh seorang sahabatnya:
يا رسول الله من أحق الناس بحسن صحابتي؟. قال: أمك. قال: ثم من؟. قال أمك. قال: ثم من؟. قال: أمك. قال: ثم من؟. قال: أبوك
Abu Hurairah radhiallahu 'anh berkata:
Seorang lelaki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya:
“Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku layani dengan sebaik-baiknya?”
Baginda menjawab: “Ibu kamu.”
Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”
Baginda menjawab: “Ibu kamu.”
Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”
Baginda menjawab: “Ibu kamu.”
Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”
Baginda menjawab: “Ayah kamu.”
(Dikeluarkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya – hadis no: 5971 (Kitab al-Adab, Bab siapakah manusia yang paling berhak untuk dilayan dengan baik).
cara - cara yang dianjurkan islam seperti ini :
cara lainnya dengan cara cara seperti ini:
harapan itu kelak akan memmbuat anak menjadi pemimpin yang baik. kasih sayangnya tak terbatas namun dengan kasih sayang itu beliau mampu memberikan pendidikan yang terbaik buat anaknya.
"Doa seorang ibu lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam akan hal tersebut, jawab baginda , ” Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika ditanya oleh seorang sahabatnya:
يا رسول الله من أحق الناس بحسن صحابتي؟. قال: أمك. قال: ثم من؟. قال أمك. قال: ثم من؟. قال: أمك. قال: ثم من؟. قال: أبوك
Abu Hurairah radhiallahu 'anh berkata:
Seorang lelaki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya:
“Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku layani dengan sebaik-baiknya?”
Baginda menjawab: “Ibu kamu.”
Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”
Baginda menjawab: “Ibu kamu.”
Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”
Baginda menjawab: “Ibu kamu.”
Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”
Baginda menjawab: “Ayah kamu.”
(Dikeluarkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya – hadis no: 5971 (Kitab al-Adab, Bab siapakah manusia yang paling berhak untuk dilayan dengan baik).
cara - cara yang dianjurkan islam seperti ini :
- pada usia 0-6 ( mumayyiz) = anak hendaknya disayangi oleh bapak ibu, dibelai kasih sayang, diajak bermain dan bergurau agar nantinya anak senantiasa sadar sebagai panutan terbaik bagi mereka dlm semua hal yang di hadapi
- usia 7- 14 tahun = masa ini bapak - ibu hendaklah mendidik mereka dengan kasihsayang tapi tegas dengan arahan, disiplin dan memberi tanggung jawab. didiklah mereka beribadah kepada TUHAN.
- usia 15-21 (usia remaja) = mendidik mereka dengan bersahabat. tukar pikiran dan menghormati pendapat mereka selagi tidak bertentangan dengan norma agama.
- 21 keatas (usia dewasa) = memberikan kebebasab bertindak selagi tidak bertentangan dengan norma agama. ibu bapa hanya bertindak sebagai penasihat agar tindakan mereka terkawal baik. anak adalah aman dan tanggung jawab.
cara lainnya dengan cara cara seperti ini:
Urgensi Pendidikan Hubungan Manusia
Anak, bahkan di usia kanak-kanak dan setelahnya, membutuhkan pendidikan yang prinsip, dan yang paling penting adalah sisi hubungan manusia. Anak harus belajar bagaimana bergaul dengan orang lain, akhlak dan cara berlaku dengan orang lain dari kedua orang tua, tetangga, saudara, guru dan anggota masyarakat. Pendidikan bagaimana berhubungan dengan orang lain pada awalnya disampaikan oleh ibu lewat perilakunya.
Pendidikan Individu dan Sosial
Kehidupan anak berdasarkan pengalaman yang dialaminya di masa kanak-kanak. Pertama kali, ia harus memiliki gambaran tentang dirinya. Dia harus tahu dirinya adalah anak yang normal, cerdas dan lain-lain. Setelah itu ia akan melakukan kewajibannya. Di sisi lain, ia juga membutuhkan pendidikan sosial dan sangat penting baginya untuk mengetahui parameter tanggung jawabnya terkait anak yang lebih kecil, lebih besar dan orang dewasa dengan dirinya. Bila tidak, kehidupannya akan mengalami ketidakseimbangan.
Mendidik Lewat Perilaku
Bayi sepanjang beberapa tahun senantiasa berada di rumah. Ia mulai belajar bagaimana hidup dengan melihat, mendengar, memegang, memakan, menggunakan sesuatu, duduk, berdiri, jalan dan berbicara. Tapi yang paling berpengaruh bagi anak adalah menyaksikan perilaku dan cara hidup ibunya. Artinya, ibu tidak banyak mengajar anaknya lewat lisan, tapi lebih pada perilaku dan bagaimana kesehariannya.
Anak di rumah harus mempelajari banyak prinsip kehidupan baik individu dan sosial. Tapi anak biasanya lebih bersandar pada sisi yang lebih sering dilihatnya di rumah, sementara yang terjadi di luar lebih sedikit. Ia harus belajar tata krama dalam kehidupan individunya seperti kebersihan, waktu tidur, istirahat dan lain-lain. Begitu juga terkait kehidupan sosial. Anak harus berlajar menghormati orang lain, bersikap baik, bagaimana berlaku di hadapan orang lain, berbicara yang baik dan lain-lain.
Anak juga harus diajarkan untuk bertanggung jawab dengan memberikan kerjaan di rumah dengan memperhatikan usianya. Hal ini akan memunculkan kesiapan bagi dirinya untuk menerima tanggung jawab di tengah masyarakat. Anak harus diajarkan untuk disiplin dengan memperhatikan waktu kerja, bermain, istirahat, tidur, memutuskan sesuatu dan lain-lain.
Perlahan-lahan anak tumbuh menjadi besar dan ruang lingkup hubungannya dengan orang lain semakin luas. Dengan demikian, sangat penting memperhatikan prinsip untuk kehidupan seorang anak. Anak perlahan-lahan mengenal dunia yang lain. Dunia yang akan dimengertinya lewat guru, silaturahmi, membaca dan lain-lain. Semakin luas informasinya, maka hubungannya juga akan semakin luas. Seorang ibu harus mempelajari prinsip-prinsip ini untuk mengontrol pendidikan anaknya dan ibu mendidik anaknya sesuai dengan pertumbuhan dan usianya.
harapan itu kelak akan memmbuat anak menjadi pemimpin yang baik. kasih sayangnya tak terbatas namun dengan kasih sayang itu beliau mampu memberikan pendidikan yang terbaik buat anaknya.